Seimbang Antara Drama, Komedi, dan Aksi
Penonton dibuat bisa dengan mudahnya masuk ke dalam cerita. Ada porsi yang pas banget antara berbagai elemen genre yang diusung sama Wiro Sableng. Dari mulai drama, aksi, hingga komedi. Semua elemen bisa berpadu dengan pas, nggak ada yang saling menutupi. Penonton dibuat terharu, sedih, ketawa ngakak, sampai tegang bergantian sepanjang film.
Pendekatan ini beda banget sama seri sinetronnya dulu. Dalam sinetron, Wiro Sableng diceritakan sebagai sosok yang konyol abis. Hampir nggak bisa serius dan kadang bertingkah bego.
Film ini ngambil pendekatan lebih mirip ke bukunya. Wiro Sableng diceritakan punya sisi yang seimbang, antara sisi konyol dan seriusnya. Wiro digambarkan lebih nyentrik, dengan ciri khas kekonyolan yang dia punya. Tapi bisa bertindak serius dan cerdas saat diperlukan.
Elemen komedinya pas banget, nggak dipaksakan. Dan yang paling penting, jokesnya lucu parah! HAI bener-bener sampe berkali-kali dibikin ngakak sama jokes-nya. Jokes dibikin sengalir mungkin, seringkali diselipin ke dalam dialog-dialog ringan dan gestur serta kelakuan unik para karakternya.
Selain itu juga ada beberapa elemen komedi yang mengambil inspirasi dari jokes masa kini. Sesuatu yang kayak nggak cocok mungkin digunakan di abad 16, tapi malah lucu banget jatohnya.
Elemen aksinya sih yang juara. Dengan mendapuk Yayan Ruhiyan dan Cecep Arif Rahman sebagai action coreographer, nggak heran deh ya dengan kualitas gerakan pertarungannya yang menurut HAI sih keren banget.
Sepanjang adegan pukul-pukulan itu, ciri khas pencak silat yang indah keliatan banget. Setiap karakter punya ciri khas gerakan pertarungan masing-masing. Yayan sama Cecep bener-bener bikin adegan aksi di Wiro Sableng punya pesonanya sendiri.
Apalagi dengan elemen komedi yang sesekali diselipin di dalam adegan pertarungan, asik banget! Kerja keras pemainnya yang berlatih selama kurang lebih 6 bulan buat adegan aksi fix banget kebayar lunas.
Sinematografi yang Oke Banget