Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pelajaran Bisnis dari Bank of Blood: Matang Persiapan Demi Umur Panjang

Rizki Ramadan - Rabu, 17 Januari 2018 | 01:20
Bank of Blood
Rizki Ramadan

Bank of Blood

HAI-online.com - Dari semua tempat hangout yang dikejar anak muda, mungkin gelaran bazar food & beverage adalah yang paling diminati. Wajar, sih, soalnya, di acara bazar gitu, ada banyak makanan dan minuman yang Instagramable. Salah satunya minuman dengan kemasan unik kantong darah bernama Bank of Blood.

Yap, nama brand satu ini emang udah cukup beredar di berbagai bazar. Terus, dengan konsep packaging yang emang sangat instagramable, nggak heran kalau peminatnya selalu banyak.

Well, di satu sisi kita tahu, tren unik kayak gini biasanya nggak berumur panjang. Tapi di sisi lain, ‘pemain’nya ternyata makin banyak bermunculan. Lantas buat Bank of Blood sendiri, rencana dan strategi apa aja sih yang udah disusun buat tetap eksis dan bertahan di tengah persaingan?

Yuk, kita simak obrolan HAI bareng para penggagasnya, yaitu Jeje, Mega, Al, dan Jessica.

NGGAK BIKIN OUTLET

Buat entrepreneur muda, punya outlet itu mungkin suatu pencapaian. Tapi buat bisnis beromzet puluhan juta ini, bikin outlet itu ternyata bukan pilihan.

“Mungkin belum, sih, untuk offline store. Karena sebenernya dari awal target utama kita itu bazar. Soalnya kalau misalkan udah ada offline store, orang malah nggak nyari kita lagi di bazar,” tutur Aldrich Zuriel, satu-satunya personel cowok di Bank of Blood.

Jadi, kalian minta dicari nih ceritanya? “Iya kan kalau ini pindah-pindah (bazar), orang jadinya ngejar, jadi nyari. Terus katanya sih ya, kalau offline store sekarang untungnya juga nggak se-wow itu lagi, soalnya toko itu kannyewanya jauh lebih mahal, jadi modalnya jauh lebih besar juga,” sambung Jessylin Juventia alias Jeje.

BACA JUGA:Kalau Jadi ke Manchester United, Sanchez Bakal Dibayar 10.500 Rupiah per Detik

PEPET TEMAN YANG EKSIS

“Sekarang kan lagi zamannya Instagram, jadi paling kayak mereka (Al dan Jessica) kan food blogger, jadi mereka posting terus, nih, berdua. Terus kalau sama blogger lain kan juga kenal, jadi di-maintain juga. Terus palingan ada temen-temen yang eksis nih, kasih aja sekali-kali biar nggak pada lupa, dan tau kalau kita tetep ada,” aku Jeje.

Nggak jarang juga lho, ketika mereka ketemu artis pas lagi ikutan bazar, Bank of Blood pasti selalu nawarin dan ngasih produknya cuma-cuma. Terus, artisnya difoto, deh.

“Kan kalau artis beli, semua orang jadi pada beli. Nagita Slavina tuh apalagi. Hehe,” lanjut Jeje.

INOVASI TANPA BATAS

“Kita udah tau dari pertama, yang kayak gini kan musiman. Jadi, kamu juga udah mulai cari-cari ide usaha lain, sih, terus berinovasi dengan usaha lain. Tapi, Bank of Blood-nya juga dipertahankan,” ungkap Jeje lagi.

Dari segi produk, bisnis berusia 6 bulan ini bakal terus menambah rasa baru. Berangkat dari lima rasa, sekarang mereka udah punya tujuh, yakni green tea, vanilla, cokelat, pisang, taro, bubblegum, dan red velvet. Selain itu, mereka juga berencana bikin produk lain yang masih satu tema sama kantong darah, seperti misalnya produk dengan suntikan.

So, kunci bertahan emang ada di perencanaan matang dan inovasi, bro!

TIPS ALA BANK OF BLOOD

1. PLANNING

Bikin perencanaan itu paling penting! Kalau nggak punya rencana, tiba-tiba ada kejadian jelek yang nggak diharapkan dan kita nggak punya persiapan, wah bahaya banget!

2. PILIH PRODUK YANG NGGAK RIBET

Ketimbang makanan, buat mereka berempat, bisnis minuman itu jauh lebih praktis. Prinsipnya, orang makan pasti butuh minum, kan?

3. PERCAYA

Ini poin utama yang harus dipegang kalau kita bikin bisnis bareng temen. Kalau antar tim udah nggak percaya, ke depannya bisa repot.

4. PILIH-PILIH BAZAR

Kalau nggak milih-milih, bisabisa untungnya malah tipis banget dan omzet yang didapat cuma bisa nutupin modal yang keluar.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x