Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Keren. Pelajar SMA Kolese Gonzaga Terbitkan Buku Berisi Tulisan Kritik Sosial dan Politik!

Rizki Ramadan - Selasa, 21 November 2017 | 03:45
buku goresan anak senja
Rizki Ramadan

buku goresan anak senja

HAI-online.com - Tahun ini sekolah SMA Kolese Gonzaga merayakan ulang tahun yang ke-30. Pihak sekolah pun bikin banyak perayaan. Salah satunya adalah penerbitan buku berjudul "Goresan Anak Senja" pada tanggal 1 November 2017 lalu. Buku ini merupakan salah satu sumbangan nyata yang diberikan Kolese Gonzaga yang merupakan hasil karya siswa-siswi Kolese Gonzaga yang berisi opini mereka mengenai fakta-fakta aktual yang terjadi di Indonesia.

Goresan Anak Senja nggak selayaknya buku pada umumnya. Buku ini ditulis nggak hanya satu orang tetapi oleh beberapa orang yang merupakan siswa dan siswi dari SMA Kolese Gonzaga.

(BACA:Bukti Bahwa Dunia Selalu Mengandalkan Anak Muda Untuk Membawa Perubahan)

"Menurut gue buku ini adalah kumpulan pendapat dan juga sumbangan kita (Gonzaga) buat Indonesia. Kenapa gue bilang sumbangan, karena di sini kita juga menawarkan solusi-solusi terhadap permasalahan-permasalahan di Indonesia,” ujar Guntur Akbar (XII IPA) yang merupakan salah satu penulis dari buku "Goresan Anak Senja" ini.

Lalu kenapa buku ini ditulis bukan oleh satu orang saja melainkan banyak?

Kritik Pendidikan.

Gabriella Rayna siswi dari kelas XII IPA, bersama dengan Elsye Keysi dari XII IPS yang menulis tentang bagaimana memprihatinkannya pendidikan di Indonesia, terutama dalam bidang kurikulumnya yang selalu berubah tetapi jika dilihat lebih baik lagi, kurikulum di Indonesia hanyalah berputar-putar di tempat yang sama.

Ketika ditanya mengapa buku ini ditulis oleh banyak orang, Rayna menjawab, "Penulis buku ini bukan hanya satu orang saja ya karena kita semua pasti memiliki pendapat kita masing-masing yang berbeda, dan di sini kita coba bukan untuk saling menyamakan, tapi saling mendengar, dan menggabungkan pendapat-pendapat kita dan coba untuk saling melihat dari perspektif yang berbeda-beda mengenai Indonesia ini".

Pernyataan Rayna ini kemudian disetujui oleh Guntur dengan menyatakan bahwa setiap bab dalam buku ditulis oleh dua atau tiga orang karena pastinya setiap orang memiliki pendapat berbeda tentang topik yang mereka bicarakan.

Kritik Ekonomi

Guntur bersama dengan Octavio Aegis, menulis tentang KOPERASI dan bagaimana belakangam ini Koperasi dan semangatnya sudah mulai pudar. "Kami memilih tema Koperasi untuk dikritisi karena tergerak oleh semakin pudarnya semangat koperasi yang ada di Indonesia. Koperasi di Indonesia seolah-olah kehilangan jati dirinya karena sudah tidak lagi diandalkan, bahkan ada koperasi yang diandalkan sebagai tempat untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Padahal inti dari koperasi adalah tercapainya kesejahteraan anggota." Ujar Aegis ketika diminta untuk menjelaskan isi dari apa yang telah ditulisnya.

Opini Musik

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x