Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Apa itu Referendum Catalonia? El Classico Politik? Ini Dia Jawabannya

- Senin, 02 Oktober 2017 | 10:01
Pique

Pique

Gerard Pique jadi sosok yang lagi viral, komentarnya perihal keinginan cabut dari Timnas Spanyol membuat banyak orang kaget. Yap, komentarnya ini terkait soal Referendum Catalonia.

Sebetulnya, kita nggak perlu kaget, kalo tau penyebabnya (Ya Iyalah!) Hehehe….

Santai, jadi gini cerita singkatnya. Seperti yang kita tau, Pique adalah putra asli Catalonia, doi lahir di provinsi yang saat ini tengah melakukan referendum untuk memutuskan masa depan mereka, menjadi sebuah Republik sendiri dan keluar dari Spanyol.

Nah, dari situlah bek tangguh ini mulai galau, dan sampai mengeluarkan komentar rela cabut dari Timnas Spanyol, demi membela Catalonia. Kondisi sosial dan politik di sana lagi nggak asik banget, deh.

Seperti informasi yang HAI kutip dari Kompas.com, pemerintah Catalonia, Senin (2/10) mengumumkan, 90 persen warga Catalan yang memberikan suara dalam proses referendum, memilih merdeka.

Dalam sebuah konferensi pers yang dikutip AFP, Jurubicara Pemerintah Daerah Jordi Turull, mengatakan 2,02 juta warga memilih merdeka.

"Mereka memilih 'ya', untuk menjawab pertanyaan 'apakah Anda ingin Catalonia menjadi negara merdeka dalam bentuk republik?'," kata Turull.

Turrull menambahkan, tercatat ada 2,26 juta orang yang ambil bagian dalam proses referendum ini.

Diberitakan sebelumnya, proses referendum di Catalonia berlangsung dengan diwarnai aksi keras aparat anti-huru hara.

Otoritas keamanan Spanyol menerjunkan pasukan demi menggagalkan upaya pemungutan suara yang bertentangan dengan keputusan pengadilan.

Polisi anti-huru hara Spanyol mulai menembakkan peluru karet dan memaksa masuk ke tempat pemungutan suara untuk referendum Catalonia, pada Minggu (1/10) kemarin.

Pemungutan suara di wilayah Catalonia dalam referendum kemerdekaan yang ditentang oleh Pemerintah Spanyol dan juga pengadilan konstitusi, telah dimulai.

Pejabat Pemerintah Catalan mengatakan, kotak suara sudah disiapkan dan diperkirakan akan melibatkan jumlah pemilih yang besar.

Namun, Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengatakan, petugas kepolisian mulai mengambil surat suara dan kotak, ketika jajak pendapat dibuka.

Madrid telah berjanji untuk menghentikan pemungutan suara yang dinyatakan ilegal oleh pengadilan tersebut.

Menjadi Konflik….

Wajar akhirnya Gerard Pique dan seluruh rakyat Catalonia jadi sedih karena situasi yang nggak kondusif ini. Pada Minggu dini hari (1/10), puluhan kendaraan polisi Spanyol meninggalkan markas di Ibu Kota Catalonia, Barcelona, untuk menindaklanjuti keputusan itu.

Laporan terbaru menyebutkan, polisi anti huru hara berupaya mendorong calon pemilih keluar dari tempat pemungutan suara.

Polisi bersikeras bahwa tempat pemungutan suara nggak akan diizinkan dibuka, dan bahwa orang-orang di dalamnya akan diusir.

Di beberapa daerah, petani menempatkan traktor di jalan dan di depan pintu untuk mengamankan pemungutan suara, demikian laporan sejumlah media di Spanyol.

Apa yang terjadi hari ini?

Penyelenggara referendum meminta para pemilih untuk "mempertahankan" tempat pemungutan suara pada pukul 05:00 waktu setempat, dan menunggu pemungutan suara dimulai pukul 09.00.

Mereka menyerukan perlawanan damai terhadap tindakan polisi.

Surat suara hanya berisi satu pertanyaan, "Apakah Anda ingin Catalonia menjadi negara merdeka dalam bentuk republik?"

Lalu ada dua kotak di bawahnya untuk memilih: "Ya" atau "Tidak".

Menjelang pembukaan, pemerintah Catalan mengatakan, para pemilih dapat menggunakan tempat pemungutan suara di mana pun, jika tempat pemungutan suara mereka ditutup.

"Saya sudah bangun pagi karena negara saya membutuhkan saya," kata Eulalia Espinal I Tarro, 65 tahun, yang berada di luar sebuah bangunan sekolah di Barcelona.

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi kami harus berada di sini."

"Hari ini akan menjadi tanggal penting untuk demokrasi," kata Wakil Presiden wilayah Catalonia, Oriol Junqueras, kepada TV3.

Hasil referendum bisa dipercaya?

Referendum tersebut dinyatakan ilegal oleh Pengadilan Konstitusi Spanyol, dan ribuan petugas polisi tambahan telah dikirim ke wilayah tersebut.

Pemerintah Madrid telah menempatkan aparat kepolisian di Catalonia di bawah kendali pemerintah pusat.

Selain itu, pasukan regional, Mossos d'Esquadra, juga diperintahkan untuk membantu memberlakukan larangan tersebut.

Dalam sebuah unjuk rasa, pihak berwenang Spanyol telah menyita kertas suara, mengenakan denda terhadap pejabat Catalonia, dan menahan sementara puluhan politikus setempat.

Polisi juga telah menduduki pusat telekomunikasi di wilayah regional tersebut.

Sumber Pemerintah Spanyol, mengatakan, polisi akan memutuskan sendiri bagaimana cara menghentikan orang-orang yang memberikan suara pada hari Minggu ini.

Kepala polisi Catalan telah meminta petugas agar tidak menggunakan kekerasan.

Mengapa pemungutan suara digelar?

Catalonia adalah wilayah kaya dengan penduduk 7,5 juta orang di timur laut Spanyol, yang memiliki bahasa dan budayanya sendiri.

Wilayah itu menikmati otonomi tingkat tinggi, namun tidak diakui sebagai negara sendiri dalam konstitusi Spanyol.

Tekanan untuk melakukan penentuan nasib sendiri meningkat selama lima tahun terakhir.

Namun pada pemilihan regional 2015, yang dimenangi oleh sebuah aliansi partai pro-kemerdekaan, sekitar 40 persen pemilih mendukung partai-partai yang loyal kepada Spanyol.

Madrid berpendapat Catalonia sudah menikmati otonomi luas, seperti yang diberlakukan untuk daerah lain seperti Basque dan Galicia.

Mengapa Madrid menolak?

Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy mengatakan, pemungutan suara bertentangan dengan konstitusi, yang mengacu pada kesatuan tak terpisahkan dari Bangsa Spanyol.

Juru bicara pemerintah pusat, Iñigo Mendez de Vigo malah menuduh pemerintah Catalan bersikap tidak fleksibel dan sepihak.

Bagaimana pun, unjuk rasa oleh pegiat kemerdekaan sejauh ini terus berlangsung damai.

"Saya tidak percaya akan ada yang akan menggunakan kekerasan atau memprovokasi melakukan kekerasan, sehingga akan merusak citra gerakan pembebasan Catalan," kata pemimpin Catalan, Carles Puigdemont.

Pada malam pemungutan suara, ribuan demonstran yang menyerukan persatuan Spanyol menggelar demonstrasi di kota-kota di Spanyol, termasuk di Barcelona.

Mereka melambaikan bendera Spanyol dan membawa spanduk bertuliskan "Catalonia adalah Spanyol".

Ya, kita doakan aja yang terbaik untuk mereka di Catalonia, smeoga ada jalan tengah terbaik untuk kondisi ini.

Yang terpenting, semoga konflik ini nggak sampai terbawa ke dalam stadion dan "melukai" sportivitas….

Artikel ini pertama kali ditayangkan di Kompas.com, dengan judul artikel Referendum Catalonia, 90 Persen Suara Memilih "Merdeka" dan Referendum Catalonia Dimulai, Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Source : kompas.com

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x