Garap album baru setiap dua tahun sekali di bulan Ramadan memang udah jadi ritual band asal Jogjakarta ini. Endank Soekamti nyebutnya "bersemedi." Nah, untuk album kedelapan yang digarap tahun ini, Endank Soekamti memilih Papua sebagai lokasi cari inspirasi sekaligus rekaman.
Jelang keberangkatan Endank Soekamti membuat album ke-8, sekaligus mengajar dan berbagai dengan anak-anak di pesisir Papua Barat, persiapan yang dilakukan sudah mendekati tahap final.
Salah satu persiapan akhir yang dilakukan adalah simulasi rekaman outdoor studio pada Rabu (17/5) lalu di halaman depan sebuah wisma di kawasan Kaliurang.
Simulasi ini adalah bentuk keseriusan Endank Soekamti untuk mengoptimalkan segala sesuatunya agar semuanya dapat berjalan lancar dan minim kendala.
Baca Juga: Wih, Endank Soekamti Bakal Kolaborasi Dengan Saykoji di Album Baru
Dengan demikian waktu yang tersedia selama 30 hari di lokasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk bekerja, berkarya, dan berbagi.
“Secara teori, kita bisa membacanya dari sumber manapun, tapi di luar sana kita tak tahu surprise apa yang akan terjadi. Untuk itu kita harus mempraktikkan sendiri supaya bisa mengerti apa kendala sebenarnya di lapangan.” jelas Erix Soekamti.
Kesempatan ini digunakan juga untuk lebih membiasakan diri dengan perangkat rekaman yang beberapa di antaranya baru saja diupgrade teknologinya. Misalnya peralatan yang akan digunakan Dory Soekamti, sang gitaris.
“Fasilitas rekaman kita sekarang ada alat baru, yaitu fractal yang mampu mengimitasi sound gitar semirip mungkin. Ini berguna untuk mengurangi bagasi karena tak perlu lagi membawa amplifier.” papar Dory Soekamti.
Baca Juga: Karena Skripsi, Jalu Tegar Prastawa Berhasil Dibikinin Album oleh Endank Soekamti
“Hasil dari simulasi kemarin semuanya lancar dan komplit, termasuk guide untuk recording, pernak pernik kelengkapan rekaman seperti kabel-kabel, serta antisipasi kebocoran suara. Kita siap berangkat.” ungkap Feri Winarno.