Follow Us

Cerita Bersambung HAI: Menembus Langit Ep 22

Alvin Bahar - Rabu, 15 Februari 2017 | 11:00
Ilustrasi: Gio
Alvin Bahar

Ilustrasi: Gio

“Tapi, saya takut merepotkan,” ujarku tanpa maksud berbasa-basi. Aku tahu persis, kalau aku ikut, Andi pasti akan sibuk menjamu tamunya. Aku harus memastikan hal itu tak menambah beban hidupnya.

“Tak repot,” tegasnya. Melihat harapan yang begitu besar dari matanya, aku terharu. Puji syukur aku panjatkan, malam ini benar-benar penuh berkah. Mendapat rezeki besar dan bertemu sahabat baru yang baik sekali.

Dentuman petasan terdengar keras. Langit hitam diwarnai oleh percikan kembang api. Suara peluit panjang dari sang pemimpin pertandingan telah terdengar. Tanda laga telah berkesudahan. Entah siapa yang menang. Aku tak tahu persis dan tak mau tahu juga. Satu hal yang pasti, salah satu tim pasti sedang semringah, mengangkat trofi tinggi-tinggi diiringi riuh penonton yang mengelu-elukan.

Tak ikut gembira bersama tim pemenang, aku dan Andi melenggang meninggalkan stadion. Kami berdua merayakan persahabatan yang mulai terajut. Pagaralam dan Serang menyatu. (*)

Oleh: Edi Dimyati

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest