Volunteering Demi Membantu Masyarakat
Kalau Asti dan Niken aktif beredar di kampus, beda lagi dengan Putri Agustina, fresh graduate Universitas Negeri Jakarta ini, sejak kuliah hingga sekarang hobi banget mendaftarkan diri sebagai sukarelawan gerakan-gerakan sosial.
Awalnya, Putri ikut menjadi tenaga pengajar untuk anak-anak di Cipinang. Ia mengajar matematika. Lalu, ia juga pernah menjajal menjadi sukarelawan online yang dijaring oleh United Nation Volunteering Online. Sebuah yayasan di Gana akhirnya merekrut Putri untuk pekerjaan pencarian data. Seluruh pekerjaan dilakukannya secara online. Kini, setelah setahun lulus pun, Putri masih menjadi sukarelawan di Komnas Perempuan sebagai petugas unit rujukan.
“Saat kuliah aku ngerasa hidupku flat banget. Akhirnya terpikirlah untuk ikut menjadi sukarelawan. Biar punya kegiatan eksternal dari kampus sekaligus bisa berbagi dan mengabdi pada masyarakat,” cerita Putri.Kerja Part-time, Kenapa Nggak
Saat kuliah, keaktifannya makin menjadi. Mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Indonesia ini sekarang bahkan kerja paruh waktu di dua tempat sekaligus, yaitu sebagai penyiar magang di TraxFM dan menjadi operator aplikasi CurhatsApp. Sejak bulan Juli kemarin, Gladhys telah bekerja di TraxFM setiap minggu jam 5 pagi dan di CurhatsApp untuk ngelayanin pengunjung yang butuh konseling.
“Gue milih kerja part time sebenarnya buat pengembangan diri aja, jadi ntar pas kelar kuliah gue nggak bingung jalan kerjanya dimana,” kata GladhysContoh lainnya adalah Vincent Sebastian, mahasiswa angkatan 2013 jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung. Vincent cerita, selama kuliah dia sering banget mangkir. Bahkan, Vincent punya jadwalnya sendiri untuk bolos. “Seminggu terakhir di semester pasti bolos, dan 2-3 Minggu di awal semester. Hehehe,” katanya.
Tapi, bolosnya itu bukan untuk foya-foya, melainkan demi memperbanyak pengalaman coding-nya. “Saya dari semester awal emang udah suka magang di perusahaan. Sejauh ini aja udah empat kali magang. Sempat pernah diterima magang di perusahaan di Singapura, tapi ada CEO perusahaan di sini yang memanggil saya, jadi milih magang di sini,” kata cowok yang sekarang ini magang di start up Qerja.com ini.
“Pengalaman magang itu, dan passion saya di coding, itu lah yang jadi modal utama ketika melamar ke Google,” kata cowok yang IPK-nya nggak sampai 3 ini.
Yes, Vincent pernah magang di Google Headquarter di Mountain View, California pada 31 Mei hingga 2 September 2016. Bangga banget pasti.