Follow Us

INVASI SNEAKERS VANS DI INDONESIA: Sejarah, Fans, dan Kebanggaan, Sampai Industri KW-nya

- Kamis, 20 Oktober 2016 | 12:00
Vans
Hai Online

Vans

Crooz sendiri, malahan udah diajak jadi partner-an sama PT Gagan Indonesia. Semua lantaran Crooz sendiri cukup eksis berjualan VANS. “Ya, mereka coba approach ke kita, karena mereka akhirnya ada program di beberapa kota besar di Indonesia. Mereka pengen punya reseller di luar mereka sendiri. Tapi satu kota satu reseller doang, akhirnya udah setahunan lebih (sejak 2015), kita akhirnya sama PT Gagan. Resmi buat jadi reseller-nya Vans di Jakarta,” beber Max.

Setelah digandeng resmi, nggak heran kalo model di Crooz sama model Vans di toko-toko resminya pun kadang ada banyak yang sama. Tapi emang, ada beberapa juga yang dibedain, tergantung kesepakatan dua belah pihak. Untuk modelnya sendiri, selain udah pasti menjual produk Vans Classic, yang dilempar ke Crooz juga adalah produk-produk seasonal yang kerap terus berubah. “Ada yang sama, ada yang dijanjiin juga kalo (produknya) lebih ke kita (aja), karena kan kita dianggap sebagai penggerak community-nya kalau di Vans, cuma ya seasonal-nya kadang-kadang ada di kita, kadang-kadang ada di mereka. Gitu,” lanjut Max.

Satu faktor lain yang bikin Crooz bisa mempertahankan penjualan Vans-nya sampe sekarang, adalah customer engagement. Gampangnya gini, menurut Max, ada banyak anak muda yang nggak mall-oriented alias jarang ke mal. Buat mereka, toko itu ya yang punya jualan streetwear, ada community gathering-nya, plus ada nongkrongnya. Dan semua itu, nggak dimiliki sama toko resmi yang ada di mal. Maka, customer Vans pun jadi nyebar. Ada yang ke Crooz, ada yang ke mal, dan mungkin ada yang ke tempat lain juga. “Karena kan ujung-ujungnya waktu mau beli, kebanyakan barangnya sama juga antara yang di sini dan di mal. Kenapa mereka harus ke mal?” tanya Max.

Nah menariknya, Vans yang kelihatan terus menggeliat dan menggairahkan seakan bikin banyak pihak nggak mau kalah untuk ikutan terjun ke dalamnya. Buktinya, Max sendiri ngaku masih ada banyak reseller Vans original lain yang bermunculan. Lucunya, sebagian dari reseller itu ngambil barangnya juga ada yang ke Crooz.

Sebenernya nggak masalah. Tapi yang jadi soal adalah, harga yang dilempar di pasaran oleh para reseller tersebut pasti jauh lebih tinggi dari price yang sebenernya dijual sama distributor resmi atau sama Crooz. Solusinya ya, Max yang nggak mau kalo barangnya banyak jatuh ke tangan reseller, memutuskan untuk membatasi jumlah pasang sepatu yang bisa dibeli sama customer. “Kita itu kewalahan. Bukannya kita nggak mau ada sales, cuma kita selalu mikir caranya supaya Vans itu nggak banyak jatuh ke reseller. Karena memang kita pengennya customer Vans itu bisa beli dengan harga normal di kita,” curhat Max menanggapi kondisi pasar Vans yang dia hadapi.

Well, ternyata pesona Vans emang segitu gedenya, sih, di Indonesia. Sekalipun harga yang dilempar oleh reseller selain Crooz cukup tinggi, toh, masih banyak juga yang tetep mau beli. “Karena begitu banyaknya (yang minat sama Vans), jadi supply and demand-nya belum balance. Demand-nya itu jauh lebih banyak, sehingga orang-orang yang mau beli Vans itu ya beli ke reseller tadi itu. Walaupun udah ditahan-tahan (sales-nya), kejadiannya masih aja begitu terus.” timpal Max.

FROM CYBER TO BROTHER

Balik lagi ke masa di mana sneakers Vans sulit ditemui, geli rasanya kalo ngebayangin perjuangan orang untuk mendapatkannya. Salah satu caranya adalah dengan . membuat thread di forum online, tepatnya Kaskus. Adalah Adityos Satryo, pemuda yang tercatat sebagai thread starter-nya. Diberi judul The Story of Vans, thread yang ada di kategori Fashion, Lifestyle itu, dimulai dengan memaparkan sejarah lahirnya Vans. Cerita inspiratif dari Paul Van Doren mendominasi first post diskusi tersebut.

“Awalnya, Adityo tuh bikin thread tersebut untuk melengkapi tugas kuliahnya. Dia pengen bikin marketing plan, dan pengin tahu gimana pasarnya Vans di Indonesia,” cerita Stefanus Andriano atau Andre, yang kemudian ditunjuk sebagai pengurus bagian humas komunitas Vanshead.

Satu persatu respon berdatangan dari para Kaskuser baik yang sudah mengetahui Vans sebelumnya, ataupun baru mulai ingin mendalaminya. Dari situ, interaksi mulai bergeliat. Obrolan serius macam pembahasan tentang brand dan cult dari Vans, ajakan untuk berjualan Vans ori dengan mengimpor dari Amerika, memodifikasi Vans di www.vans.com hingga pertanyaan ringan tentang tingkat keaslian sepatu Vans yang ingin dibeli dari suatu online shop, berputar di sini.

Saking banyaknya obrolan yang terjadi, thread ini pernah mencapai batas jumlah halaman hingga nggak bisa menampung posting apapun. Pada April 2013, moderator Kaskus pun meminta penghuni thread pindah ke “rumah” baru. Hingga tulisan ini dibuat, thread baru tersebut sudah mencapai halaman ke-325.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest