Follow Us

INVASI SNEAKERS VANS DI INDONESIA: Sejarah, Fans, dan Kebanggaan, Sampai Industri KW-nya

- Kamis, 20 Oktober 2016 | 12:00
Vans
Hai Online

Vans

Namun, pencirian tingkat kualitas dari waffle code ini menjadi simpang siur karena beberapa pedagang, kayak Kiwi, bilang kalau sol ICC yang seharusnya dari Cina pun ada juga versi lokalnya. Saat HAI bertandang ke home industry produsen Vans di Cikupa Tangerang sana, sol yang dipakai adalah yang berkode DT.

Para pedagang sepatu di internet pun kerap mengaburkan kode-kode tersebut. Bahkan, nggak jarang juga yang bikin istilah baru untuk meninggikan kesan mirip sepatu tiruannya. Beberapa menyebut sepatunya berkelas “grade ORI”, ada juga yang melabeli dengan istilah “premium”, sementara harga yang dibanderol 50-80 persen lebih rendah dibanding harga sepatu yang dijual di toko Vans resmi.

Ada anggapan bahwa Vans KW dan yang asli bisa mudah dicirikan dengan melihat patch yang tertempel di bagian belakang sol. Vans asli bertuliskan “Off the Wall” sementara yang KW bertuliskan “On the Wall”. Namun, sepantauan HAI, Vans yang beredar di online shop, di Taman Puring pun sudah berlabel “Off The Wall”, begitu juga Vans produksi home industry di Cikupa Tangerang. “Patch ini kami bikin gulungan, ada percetakannya di dekat sini,” kata salah satu pekerja di sana saat HAI tanya tentang patch merah belakang sol tersebut.

Stefanus Andriano atau Andre, penyuka Vans yang juga tergabung sebagai pengurus komunitas Vanshead Indonesia menyatakan bahwa sekarang ini Vans KW memang makin susah dicirikan dari penampilan sekilasnya.

Tapi, bukan berarti udah nggak bisa dibedakan sama sekali. Menurut Andre tetap ada cara-cara ampuh untuk membedakan Vans Ori dan Vans KW, yaitu kualitas produksinya. “Pertama, kelenturannya. Kalau ori tuh lentur banget, sampai bisa ditekuk ujung ketemu ujung. Kalau yang KW biasanya agak keras. Itu bisa diketahui dengan mencoba sepatunya. Kalau yang Ori enak banget dipakai untuk jalan.”

“Perhatikan juga sisi pinggir sol, kalau yang ori itu kuat. Nggak gampang terbuka. Sepatu gue ini aja baru terbuka sol pinggirnya setelah dua tahun,” kata cowok 28 tahun ini. Sementara itu, Kiwi, sebagai penjual Vans KW, mengakui kalau Vans ori tuh terjaga tinggi kualitasnya. Di bagian patch merah misalnya, Vans ori cetakannya beresolusi tinggi dan simetris, sementara yang KW cetakan logo di patch-nya “pecah”.

“Selain itu jahitannya juga beda. Lebih rapih. Terutama jahitan dalam. Tapi kalau dibongkar sih baru ketahuannya,” ujar Kiwi.

Inilah bukti kalo istilah dasar ilmu ekonomi: ada permintaan, pasti ada suplai, terjadi di sini. Tiap ada tren fashion, pasti ada KW-nya. Bahkan KW juga sering jadi penanda sebuah brand udah dicintai masyarakat luas. Bagusnya, imej Vans tetap terjaga. Skater dan anak band "wangi" tetap bangga memakai sepatu original, sementara yang nggak cukup duitnya, tetap semangat menunggu kemunculan KW supernya untuk ikutan bergaya.

Masuk golongan manakah kamu?

Editor : Hai Online

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest