Banyak pengunjung Waduk Pluit yang masih duduk di bangku sekolah dengan sengaja berdiri dan menginjak-nginjak kursi taman. Pacaran tapi merusak kursi taman? Waduh cek kebenarannya!
Topo, salah satu petugas kebersihan taman Waduk Pluit di Jakarta Utara menjelaskan kesulitan yang dihadapi para petugas taman Waduk Pluit yang baru direnovasi.
Menjadi petugas kebersihan taman selama tiga tahun, Topo mengaku sering menghadapi kendala dalam memelihara taman Waduk Pluit dari para pengunjung taman.
Topo sering melihat sejumlah pengunjung merusak fasilitas umum seperti tempat sampah yang iseng dibakar sampai kursi yang dirusak.
"Dibakar itu (tempat sampah), sampai item. Banyak tempat sampah juga (di)jebol, diinjek-injek mereka (pengunjung.red)," ujar Topo seperti dilansir Hai dari Kompas.com di taman Waduk Pluit, pada Jumat (16/9).
Nggak cuma itu, sejumlah kursi taman juga sering diperlakukan tidak semestinya. Banyak pengunjung yang masih duduk di bangku sekolah dengan sengaja berdiri dan menginjak-nginjak kursi taman. Waduh!
Topo bilang, para petugas sering memberikan teguran. Namun, masih saja ada yang membandel merusak kursi taman.
"Itu kursi taman rusak, dijogrokin (dibanting) sama dia (pengunjung)," curhat Topo lagi.
Pacaran Sampai Malam
Topo mengatakan, dari sore hingga malam hari, taman Waduk Pluit juga sering dijadikan tempat memadu kasih. Puluhan remaja yang masih mengenakan seragam sekolah sering menggunakan taman tersebut untuk berpacaran sampai malam hari.
Bahkan, Topo nggk jarang melihat kelakuan tidak senonoh yang dilakukan para remaja itu. Topo mengatakan, petugas keamanan setempat sering melakukan patroli di taman Waduk Pluit. Jika malam tiba, para remaja yang berpacaran diminta untuk meninggalkan taman.
"Percuma aja tapi, waktu satpamnya pergi, eh dia balik lagi," ujar Topo.
Taman Waduk Pluit dibangun pada tahun 2013 saat era pemerintahan Gubernur Joko Widodo. Sebelum menjadi taman dan waduk, kawasan itu merupakan permukiman penduduk.
Warga yang mendiami kawasan itu sempat nggak mau untuk direlokasi. Namum, melalui pendekatan, para warga mau untuk dipindahkan ke rusun. Sayangnya, para pengunjung taman terbuka di Waduk Pluit belum menjaganya dengan baik.