HAI-Online.com - Vokalis Paramore, Hayley Williams, baru-baru ini ungkap pengalamannya saat mengarungi skena musik punk rock di masa awal karir bermusiknya.
Dalam pidatonya saat penampilan Paramore di festival When We Were Young, Minggu (23/10) di Las Vegas, Hayley mengatakan bahwa skena punk rock nggak selalu jadi tempat yang aman bagi sebagian orang.
Vokalis emo punk itu menghampiri bibir panggung dan mengambil tempat untuk duduk sambil mulai berbicara tentang pembatalan hari pertama festival karena cuaca yang buruk.
"Saya tahu bahwa akhir pekan ini dimulai dengan awal yang sulit, dan saya tahu itu bukan keputusan yang sangat populer bagi semua orang di luar sana, tetapi saya ingin mengatakan bahwa itu sangat berarti bahwa festival memperhatikan keselamatan kita semua," hibur Hayley Williams.
"Malam ini kita merayakan emo, kan? Ini adalah festival emo. Ini adalah tempatnya. Genre ini terdiri dari banyak genre yang berbeda, dan saya akan memberi Anda pelajaran sejarah," sambungnya.
Hayley kemudian memulai pidatonya dengan menceritakan bagaimana sejarah emo dan punk rock yang eprnah dijalaninya di awal tahun 2000-an.
"Ini dimulai pada pertengahan 80-an sebagai sesuatu yang memiliki visi, dan dimulai oleh beberapa orang yang berpikir bahwa punk rock harus memberi lebih banyak ruang bagi orang-orang alternatif di dalam musik alternatif.
"Saya pikir bahwa itu dimulai dengan cukup baik, ada Minor Threat, Fugazi, dan banyak lagi, Revolution Summer, tapi kami tersesat di sepanjang jalan," ungkapnya.
"Dan di awal 2000-an, ketika Paramore muncul, kira-kira sekitar 2005, skena itu nggak selalu menjadi tempat yang aman kalau lo orang yang berbeda, cewek muda, kulit berwarna, jseorang queer, dan itu benar-benar kacau kalau lo pikirin. Karena ini seharusnya menjadi tempat yang aman, kan?" kata pelantun lagu 'This Is Why' itu.
Sedikit meluapkan kekesalannya, Hayley Williams menyinggung bagaimana tetua-tetua skena punk rock justru mendikte tentang makna 'punk rock' itu sendiri kepadanya.