Siap memang, tetapi nggak siap kalah. Aspek ini merembes ke sikap dan tindakan suporter atau penonton.
Selain itu, terlalu semangat untuk menang dan nggak siap menerima kekalahan. Belajar dari Kanjuruhan, lanjutnya, perlu pembinaan karakter nggak cuman kepada pemain tetapi juga penonton.
Olahraga bisa jadi jalan membangun karakter bangsa. Karakter itu mesti lewat dua cara, pembiasaan (habituasi) dan kultur.
“Di dalam kultur harus ada contoh atau tauladan dan ini penting sekali. Perlu ada tauladan, termasuk dari masing-masing koordinator suporter itu sendiri,” tutupnya. (*)