Margaretha juga menjelaskan, penyebab gangguan kleptomania ini karena adanya obsesi atau keinginan berulang untuk memiliki barang orang lain.
“Mengapa orang bisa punya keinginan untuk memiliki barang orang lain? Biasanya ini terkait dengan kondisi stress atau kondisi yang memicu munculnya perilaku mencuri,” terangnya.
Ia melanjutkan, kondisi stress yang memicu munculnya perilaku mencuri secara umum disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, faktor biologis seperti orang yang rentan stress karena di dalam tubuhnya kekurangan zat neurotransmitters, hormon serotonin, dan zat-zat lain yang masih dalam tahap penelitian.
Kedua, faktor psikologis karena orang-orang dengan gangguan kleptomania biasanya memiliki gangguan psikologis lain atau komorbid seperti gangguan kepribadian, penyalahgunaan zat seperti alkohol dan zat adiktif lainnya, serta gangguan mood seperti depresi atau bipolar.
“Ini bisa penyebab, tetapi ini juga bisa dampak. Orang-orang ini karena mereka gagal menghentikan perilaku mencuri, mereka bisa jadi stress dan depresi,”
“Akan tetapi sebaliknya, jika mereka nggak mencuri mereka bisa stress dan depresi karena kompulsnya sangat obsesi dan kompulsinya sangat kuat. Mikir terus menerus dan ingin melakukan. Kalau dihentikan pun mereka bikin jadi nggak bahagia dan stress,” pungkasnya.
Gejala Kleptomania
Margaretha juga menjelaskan, lima kriteria diagnostik yang harus terpenuhi seluruhnya atau gejala pengidap gangguan kleptomania.
Pertama, kegagalan berulang dalam menghentikan impuls untuk mencuri barang orang lain yang sebenarnya bukan hal yang mendasar yang diperlukan atau sebenarnya ia memiliki kemampuan membeli barang tersebut.
Kedua, munculnya tekanan atau stress yang begitu tinggi sebelum ia mencuri sehingga mencuri yang dilakukan bukan sesuatu yang direncanakan.
Ketiga, setelah ia mencuri muncul kepuasan, kenikmatan, dan kelegaan.