Follow Us

Sedikit yang Tahu, 3 Kisah Tragis Hidup Sia di Balik Kesuksesannya

Nada Aprillia - Jumat, 05 Agustus 2022 | 12:00
Sia
TheTimes

Sia

Perpisahannya dengan band itu nggak masalah bagi Sia, karena dia punya rencana untuk balikan sama mantan pacarnya yang seorang pelayan Dan Pontifex, di London.

Namun, saat sedang di Thailand satu hari sebelum Sia mau mengunjungi Pontifex, ibunya meneleponnya dengan berita buruk bahwa Pontifex ditabrak taksi dan tewas dalam tabrak lari pada hari ulang tahunnya yang ke-24, menurut The New York Times.

"Kita bakal berpisah tetapi kita bakal kembali bersama dan bepergian," katanya kepada GigWise.

Alih-alih terbang ke London untuk pertemuan yang menyenangkan, Sia malah menghadiri pemakaman sang cinta pertamanya.

Kematian Pontifex merupakan sumber trauma awal bagi Sia yang waktu itu berusia 21 tahun, yang digambarkannya kepada The Adelaide Magazine sebagai "cinta pertama dalam hidupnya".

Baca Juga: Bersama Single Keduanya, Will Mara Bagikan Cerita Personal dengan Tema Cinta Positif

"Gue kacau banget setelah Dan meninggal. Gue bener-bener nggak bisa ngerasain apa-aoa,"njelasnya kepada The Sunday Times. Album solo keduanya Healing Is Difficult tahun 2001, mengeksplorasi tema kehilangan setelah kematian Pontifex.

3. Kecanduan Alkohol dan Penyalahgunaan Narkoba

Setelah menghadiri pemakaman Dan Pontifex, teman-temannya mengundang Sia untuk tinggal bersama mereka.

Menurut Rolling Stone, Sia akhirnya tinggal di sebuah rumah dengan tiga kamar tidur di London bersama 12 warga Australia lainnya yang berduka.

Saat di Inggris, dia bekerja sebagai bartender, menjadi penyanyi back-up untuk Jamiroquai, memimpin grup electronica Zero 7, dan merilis beberapa album solo.

Selain itu, Sia juga jadi punya kebiasaan buruk dalam penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest