TERLALU TERLENA SAMA SBMPTN
Karena bersekolah di perguruan tinggi negeri, Felix merasa kesempatannya akan lebih besar untuk masuk PTN lewat jalur SNMPTN. Oleh karena itu, sepanjang SMA, ia dengan keras mempertahankan prestasi biar lolos seleksi.
"Waktu itu gue terlena sama SNMPTN, jadinya mageran. Gue pikir dengan menabung nilai sejak SMA bakalan cukup buat gue lolos. Ternyata nggak, mungkin banyak faktor eksternalnya," ucap Felix.
Felix juga bercerita bahwa pada saat itu, pilihan PTN yang ia masukkan di SNMPTN juga bukan ke Univeritas terkenal yang persaingannya ketat.
NGGAK ADA RESTU ORANG TERDEKAT
Meski kelihatannya faktor yang ini remeh, tapi sebenernya dukungan dan doa dari orang sekitar juga diperlukan. Semakin kencang dan banyak doanya, maka konon akan semakin manjur.
Salven mengaku, dirinya mendaftarkan diri ke sejumlah PTN maupun Politeknik Negeri di luar kota Jakarta tanpa restu dari Ibunya.
"Jadi, orang tua gue sebenarnya mempersilahkan gue untuk masuk ke PTN di luar kota. Tapi,at the same time,mereka juga berat gitu. Sehingga, bisa dibilang, mungkin pengaruh gue nggak keterima di mana-mana ya karena ini juga. Untungnya, mama-papa nggak keberatan kalo gue gap year," cerita Salven sambil tertawa.
Berbeda dengan Felix, ia mengaku bahwa orang tuanya mendukung penuh dirinya untuk masuk ke jurusan yang ia pilih, di manapun PTN-nya. Bahkan, Ibunya sendiri yang menyarankan untuk gap year.
Pada waktu itu, Felix sempat diterima di Universitas Sebelas Maret, Solo dengan jurusan Teknik Kimia. "Papa mama ngeliat gue tuh kayak nggak sreg masuk ke sini. Akhirnya, Mama mencetuskan untuk gap year aja. Denger kayak gitu ya.. ya udah, akhirnya gue ambil keputusan gap year karena buat mereka nggak masalah," kisah Felix.
Baca Juga: Rehat Usai Lulus SMA? 5 Kegiatan Ini Bikin Gap Year Jadi Bermanfaat!
BAHAN BELAJAR YANG KURANG