Follow Us

5 Fakta Soal Limbah Fashion: Berperan Besar Terhadap Perubahan Iklim, dan Anak Muda Paling Terdampak

Alvin Bahar - Sabtu, 09 April 2022 | 21:05
Kaos Band
Flickr

Kaos Band

Dan, rupanya, pakaian tak terpakai di rumahnya bukan hanya milik dia sendiri, melainkan juga milik ibunya.

“Saya seleksi beberapa baju kepunyaan Ibu. Baju yang warnanya saya sukai, langsung dipakai. Tapi, kalau saya nggak suka warnanya tapi suka modelnya, biasanya saya warnai dengan warna hitam pekat. Ada juga kaus yang terlalu panjang, sehingga kemudian saya potong dan potongan kainnya dijadikan lap. Saya juga pernah rework tas milik ibu saya yang warna hitamnya sudah sangat pudar,” kata Dinda, yang minta diajari menjahit oleh ibunya agar bisa mengubah model baju yang tak lagi terpakai.

Kalo sangat perlu belanja baju, Dewi menyarankan agar lo memastikan semua diproses secara bertanggung jawab. Antara lain, memastikan pakaian tersebut diproses secara berkelanjutan, misalnya memakai bahan daur ulang, dan dibuat dari bahan yang tahan lama.

“Mengurangi sampah fashion adalah aksi sederhana yang bisa kita lakukan untuk memperlambat perubahan iklim. Jadi, mari menunjukkan rasa cinta pada bumi dengan mengurangi belanja produk fashion, merawat pakaian dengan baik, dan memodifikasi pakaian lama. Semakin banyak anak muda terlibat, dampak perubahan iklim pada dunia dapat makin diperlambat,” kata Dewi.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest