"Alasannya pandemi, padahal sekolah lain boleh melaksanakan pensi dengan prokes, bilangnha tidak ada dana sementara para siswa sudah iuran,” bebernya lagi.
Kemudian ada hal lain yang masih belum transparan yakni uang komite sekolah. Para siswa mengaku tiap bulan diharuskan membayar uang komite sebesar Rp 50 ribu. Uang tersebut juga digunakan sebagai uang komputer. Sedangkan siswa tidak menikmati fasilitas komputer di sekolah mereka.
"Kami tidak menikmati fasilitas komputer disekolah, alasan Kepsek karena tidak ada pelajaran komputer, lalu uangnya kemana?" ucapnya lagi.
Selain uang pensi, komite dan uang komputer, uang seragam batik yang dibayarian juga tak kunjung selesaim masih banyak siswa yang belum mendapatkan hak mereka.
Menanggapi demo kepsek SMAN 3 Muarojambi, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Syahran dan Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Ariansyah, akhirnya menemui peserta unjuk rasa dengan cara mennangkan.
Pihaknya bakal berusaha membantu namun dengan terlebih dahulu mempelajari kasusnya. Syahran berjanji ia dan tim akan turun untuk mencari kebenarannya.
“Tugas kalian adalah belajar dan aspirasi ini sudah diterima dan dipelajari untuk ditindak lanjuti namun butuh proses,” kata dia.
Syahran meyakinkan oara siswa bahwa pihaknya akan memanggil kepsek yang bersangkutan bersama Inspektorat untuk diproses dan diinvestigasi.
“Tetap ada sanksi, terima kasih masukan adek yang selama ini kita tidak tau sekarang kita tahu, akan kita coba investigasi, namun tidak bisa ditentukan waktunya hasilnya tapi sesegera mungkin,” tandasnya. (*)