HAI-ONLINE.COM - "Gue sekarang ini OTG, Orang Tanpa Gaji," kata Eka, vokalis The Brandals di acara "Nge-gigs", Minggu (5/12).
Eka bercerita, dia belum lama ini memang sudah nggak bekerja kantoran lagi.
"Di sini ada yang OTG juga gara-gara pandemi? Tunjuk tangan!" lanjutnya.
Sejumlah penonton mengangkat tangan, senasib dengan si vokalis yang kini menjadi satu-satunya personel asli Brandals.
Kalo dipikir, OTG alias Orang Tanpa Gaji yang dimaksud Eka bukan cuma kaum yang dipecat gara-gara pandemi.
Tapi juga mereka yang kesulitan mendapatkan penghasilan atau kehidupan yang layak, karena kondisi sosial politik negeri yang nggak kunjung oke.
Lagu-lagu The Brandals dari dulu pun memang memihak para OTG ini.
Banyak hal yang udah dibahas Brandals: dari kapitalisme, polisi yang ngeselin, politik yang busuk, hingga love-hate relationship dengan ibukota.
Sebut saja Ode Pinggiran Jakarta, yang menceritakan gimana menderitanya menjadi seorang karyawan di The Big J.
"Lagu ini terinspirasi dari perjalanan gue bolak balik dari rumah di Duren Sawit, ke kantor di daerah Sudirman setiap hari. Desak-desakan di metromini, keringetan dan sumpek campur baur sama jutaan komuter pekerja Jakarta lain," ucap Eka dalam sebuah wawancara.
Baca Juga: The Brandals Sampaikan Pentingnya Persatuan di Single Baru 'Preambule'
"Lewatin deretan rumah kumuh Cipinang (belum dibangun jadi Banjir Kanal Timur), terminal Kampung Melayu yang serabutan, kali CIliwung yang kerap kali banjir dengan sampah menggunung, sampai daerah Kuningan-Karet-Sudirman yang macet nggak karuan," lanjutnya.
Atau di lagu "Awas Polizei!" yang sepertinya kini maknanya meluas, nggak cuma bisa ditujukan kepada oknum pungli aja.
Konsisten adalah satu kata lain yang juga bisa menggambarkan The Brandals.
Hingga kini sudah berusia 20 tahun, mereka masih menyuarakan kegelisahan yang lahir di masyarakat.
Dengerin aja lirik "Preambule", lagu baru kuartet ini yang rilis pada Hari Pahlawan 2021: "Pemimpin tumpul buta tuli keadilan, atur pasal aspal beratus halaman, militer cengkram kontrol negara preman."
“Lagu ini mengangkat gambaran skenario terburuk yang bisa terjadi di Indonesia, kalau kita sebagai warga RI gagal menjaga persatuan dan kesatuan,” kata Eka soal lagu tersebut.
Dibalut dengan rock n' roll khas The Brandals, dengan segala update dan pengembangannya, "Preambule" diterima dengan baik oleh para fans.
Seenggaknya itu yang terlihat ketika Brandals ngebawain lagu tersebut di "Nge-gigs": semuanya nyanyi, joget, berlompatan, seakan lagu tersebut memang gambaran isi hati mereka.
Dua dekade The Brandals, dua dekade pula mereka mewakili anak muda menyuarakan keresahan dan rasa gundah akan kondisi sosial di Indonesia.
Bukan karena nggak mau bahas tema lain, tapi - seperti yang Eka pernah bilang - "After all these years, nothing has change! The same f***ing view with the same f***ing problems."
Setuju dengan The Brandals?