Ia menambahkan, Agrawal juga merupakan sosok yang berada di balik setiap keputusan penting Twitter yang membantu perusahaan berubah.
Selama ini, Dorsey melihat Agrawal sebagai sosok yang ingin tahu, suka mengeksplorasi, rasional, kreatif, sadar diri, rendah hati. Agrawal juga dinilai berhasil memimpin Twitter dengan hati dan jiwanya.
"Kepercayaan saya kepadanya sebagai CEO, sangat dalam,"imbuh Dorsey.
Alasan kedua, Dorsey menyebut bahwa Twitter akan punya ketua dewan baru yang andal, yaitu Bret Taylor.
Dorsey mendeskripsikan Taylor sebagai orang yang pas untuk mengisi posisi ketua dewan Twitter karena Taylor tahu cara berbisnis, mengambil risiko, dan perusahaan dalam skala besar. Selain itu, Taylor adalah seorang engineer yang tahu soal teknologi dan produk.
Alasan ketiga adalah karena ambisi dan potensi dari tim Twitter itu sendiri.
Di bawah kepemimpinan Agrawal, Dorsey mengatakan, tim Twitter memiliki potensi untuk mengubah perusahaan ke arah yang lebih baik.
Baca Juga: Ikutan Posting 'SMA vs Sekarang', Intip Tampang Para Musisi Indonesia Ini saat Masih Remaja
Sedih tapi bahagia
Di akhir e-mail yang ditulisnya, Dorsey mengaku sedih harus meninggalkan Twitter. Namun di sisi lain, ia merasa bahagia karena perusahaan media sosial yang didirikannya sudah sebesar dan sesukses sekarang.
"Nggak banyak perusahaan yang sampai ke level ini. Lalu, nggak banyak pendiri yang lebih mementingkan perusahaan mereka di atas ego mereka sendiri,"beber Dorsey.