HAI-Online.com - Membangun kultur keras sebagai kota pelabuhan dan industri yang diramaikan oleh pekerja, kota Surabaya tentu nggak bisa dilepaskan dari panasnya gesekan yang dihasilkan dari kultur pekerja tersebut.
Sebagai gerbang paling awal yang terbuka lebar dari timur Indonesia, proses asimilasi di kota terbesar kedua Indonesia ini kemudian menghasilkan produk seni budaya yang menarik, terutama dalam ranah musik populer.
Peran dari kawan-kawan yang berasal dari Indonesia Timur pun nggak dapat terelakkan dalam membentuk budaya ini.
Dari masa ke masa, Surabaya seperti menjadi kawah candradimuka bagi banyak talenta berdarah Indonesia Timur. Mulai Tielman Brothers hingga kini dalam wujud aksi hip hop bernama Flava Effect.
Baca Juga: Jurnalis Musik yang Temukan Istilah 'Thrash Metal' Meninggal Dunia
Beranggotakan empat pemuda perantauan dengan semangat membara, Faisal Burhan (Shan Fateh), Marselinus Kia Buto (Kya Butto), Reza Firmansyah (Eja), & Iron Elianus Liu (Iron G) menjadi bukti kalo hip hop adalah suara rakyat sesungguhnya.
Meski cukup jauh dari hingar bingar media, Flava Effectcukup produktif dengan keberhasilan mereka menghadirkan album penuh perdana bertajuk 'Maniac'.
Berangkat dari kultur kesibukan dengan segala energi dan amarah kelas pekerja, 'Maniac' memunculkan 10 trek agresif yang menggaungkan kembali era keemasan hip-hop akhir 80-an hingga awal 90-an.
“Itu sebuah album tentang hip hop menurut idealisme Flava Effect. Hip hop sebagai kehidupan yang dijalani dan rap sebagai langkahnya,” jelas punggawa Flava Effect, Shan Fateh tentang albumnya.
Editor : Hai
Baca Lainnya
PROMOTED CONTENT
Latest
Popular
Hot Topic
Tag Popular