"Proyek ini akan dilanjutkan… sudah disetujui tidak akan memberikan dampak (lingkungan.red)," ujar Wiratno, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK kepada kantor berita Reuters,dikutip HAI dari Kompas.com, Minggu (8/8/2021).
Baca Juga: Sejarah Labuan Bajo: Dari Nama, Pesona Komodo, Sampai Pasir Warna Putih dan Pink!
Padahal UNESCO sudah memperingatkan, jika rencana pembangunan "Jurassic Park" itu dilanjutkan akan ada sejumlah dampak buruk bagi lingkungan.
UNESCO dalam konferensi Komite Warisan Dunia mengatakan, proyek tersebut memerlukan penilaian baru untuk melihat lebih dalam lagi dampak lingkungan atas masalah penangkapan ikan ilegal dan potensi risiko terhadap habitat alami komodo.
Tak cuma UNESCO, sejumlah lembaga dan organisasi di Indonesia dan internasional juga menyoroti proyek tersebut, karena dianggap mengancam habitat komodo.
Namun seperti dikutip dari BBC Indonesia, Wiratno justru mengatakan pembangunan, termasuk di Pulau Rinca yang sudah mencapai 95 persen itu akan tetap dilanjutkan.
Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur di lahan seluas 1,3 hektar di kawasan Loh Buaya, Pulau Rinca itu justru tidak merusak lingkungan dan malah untuk melindungi komodo.
Dalam pernyataan terpisah, Wiratno mengatakan proyek tersebut akan mencakup renovasi pada struktur yang sudah ada dan tidak akan menimbulkan bahaya bagi komodo.
Petinggi UNESCO meminta perkembangan baru dari analisis tersebut, tapi hingga kini pihaknya belum mendapatkan tanggapan dari Pemerintah Indonesia.
Wiratno, belum lama ini mengatakan analisis yang baru sedang disusun dan akan bisa diserahkan pada September mendatang.
Mesi begitu, hingga saat ini tidak ada kejelasan proyek apa yang sedang dilakukan di Pulau Rinca tersebut, apa benar ada area perlindungan komodo atau memanh hanya membangun "tempat wisata premium" di pulau tersebut.
Baca Juga: Dikenal Cinta Damai, Simpanse dan Gorila Terlihat Berperang di Alam Liar untuk Pertama Kalinya