HAI-ONLINE.COM - Setelah mencoba menjajaki beberapa daerah di Nusantara untuk menemukan mutiara-mutiara baru di pergulatan musik Indonesia, HAI Demos akhirnya kembali lagi ke tanah Pasundan, kota Bandung.
Nggak heran lagi, Bandung emang sangatlah spesial dan nggakpernah capek untuk menyajikan karya-karya terbaik dariwilayah dataran tinggi ini.
Bukannya pengen menganakemaskan - dari banyaknya band atau musisi baru yang "kurang layak" untuk didengarkan yang lahir di sini - Bandung tetap dapat mengcounterfenomena tersebut dengan sajian kebaharuan yang susah untuk ditemui di kota lain.
Baca Juga: HAI Demos: Sajian Penuh Bobot untuk Wakilkan Anak Muda dari Alfariizi
White Chorus kali ini mewakili kebaharuan tersebut, meski mereka terhitung sebagai band yang nggak baru-baru banget sih emang. Saya mulai kenal mereka sejak tiga tahunan lalu di 2019 lewat sirkel per-Bandungan pribadi saya. Mereka juga sempat rilis EP berjudul 'Happysad' di kala itu secara mandiri.
Waktu itu namaWhite Chorus belum masuk ke ranah wajib untuk masuk daftar putar pribadi saya. Namun kini, lewat rangkaian single mereka di tahun 2020 kemarin, White Chorus bener-bener berhasil memberi asupan bergizi untuk gendang telinga saya setelah merangkainya dengan debut album yang sangat menjanjikan, 'FASTFOOD' yang baru rilis minggu kemarin (02/07).
Dihuni oleh Clara Friska Adinda dan Emir Agung Mahendra,duo ini secara menarik juga membuat moniker mereka masing-masing denganFriska yang berperan sebagai White Skeleton, sementara Emir bertugas menjadi Analog Chorus. Keduanya kemudian meleburkan cita rasa musik dan perasaan mereka menjadi satu untuk menciptakan term White Chorus.
Baca Juga: HAI Demos: Matahara Sebagai Manifestasi Metropolitan: Di Antara Melbourne & Jakarta
“Melalui album ini, kami membicarakan tentang isu-isu, baik sosial maupun personal, yang banyak terjadi di sekitar kami hari ini, mulai dari trauma masa lalu, jatuh cinta yang sepaket dengan patah hati, seksualitas, maupun perasaan senang yang dialami,” tutur Clara Friska tentang 'FASTFOOD'.“Berbagai tema tersebut kami kemas secara instan, sama seperti ketika kamu makan french fries atau ice cream.”
Ungkapan Friska di atas bisa saya setujui dan nggak dalam waktu bersamaan. Dari pernyataan terkait dapat ditarik kesimpulan kalo duo inipunya kelebihan untuk menangkap fenomena yang bisa mereka terjemahkan secara apikdi 'FASTFOOD'.
Total sepuluh nomor catchy melengkapi album debut dari band yang kini berada di bawah naungan manajemen Microgram Entertainment ini. Nomor jagoan saya untuk album ini adalah 'Telephone Call'; sederhana, elegan, dan jauh dari kesan ieu band Bandung pisan. Simak di bawah: