Dari dua data tersebut, kilatan cahaya kehijauan di dekat Gunung Merapi tersebut pun kuat diduga terkait erat dengan aktivitas hujan meteor.
“Hujan meteor sendiri merupakan merupakan meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah yang banyak, sehingga dari permukaan bumi akan dilihat oleh manusia seolah seperti hujan yang turun. Hal inilah yang disebut sebagai hujan meteor,” terang dia.
Gimana hujan meteor bisa terjadi?
Andi menjelaskan, hujan meteor dapat terjadi karena meteoroid atau batuan-batuan kecil di sekitar orbit Bumi memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.
Baca Juga: Penasaran di Mana Tempat Terpanas di Bumi? Peneliti Ungkap Lokasinya
Peristiwa jatuhnya meteor adalah peristiwa astronomi yang biasa terjadi dan nggak ada hubungannya dengan apapun tentang Gerhana Bulan Total yang baru saja terjadi Rabu lalu
Alih-alih, fenomena meteor disebabkan oleh tertariknya meteoroid yang terpengaruh oleh gravitasi sehingga jatuh dan terbakar.
Warna pijar meteor yang terbakar sangat tergantung kandungan unsur yang mendominasi batuan tersebut.
Warna biru kehijauan (cyan) berasal dari Magnesium, Kalsium yang ditandai dengan warna violet, dan Nikel yang ditandai dengan warna hijau yang bersinar.
“Sedangkan warna merah kemungkinan besar berasal dari Oksigen dan Nitrogen yang berada di atmosfer Bumi,” ujar Andi.
Nah dalam foto tersebut, mengingat cahaya yang dipancarkan berwarna kehijauan, besar kemungkinan meteor yang jatuh di sekitar Merapi ini didominasi oleh unsur Magnesium.
“Terkadang, meteor dapat menyisakan batuan saat sampai permukaan Bumi, batuan inilah dinamakan Meteorit,” sambungnya.