Baca Juga: Institut Teknologi PLN Buka Seleksi Mahasiswa Baru, Cuma Pake Rapor!
Alumni S1 Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) ini juga menerangkan pentingnya memastikan keuangan kita berada dalam kondisi yang sehat.
“Percuma ngomong investasi kalo makan aja susah. Percuma ngomong investasi kalo tidak ada dana darurat,” lanjutnya.
Lebih jelas, menurut Ambi, cara pertama dan paling sederhana untuk memastikan kondisi keuangan yang sehat adalah dengan mengecek penghasilan dari orang tua atau darimana pun itu lebih besar daripada pengeluaran dan sebaliknya.
“Kedua, kalo bisa punya dana darurat,” tegas Ambi.
Ia menegaskan pentingnya dana darurat bagi mahasiswa. Sebab, dengan adanya dana darurat mahasiswa tidak perlu khawatir saat ada kondisi mendesak datang tiba-tiba.
Misalnya, saat kendaraan yang digunakan rusak, saat sakit, atau saat ada iuran mendadak yang harus dibayarkan saat itu juga.
"Setiap bulan, sisakan pelan-pelan di rekening yang berbeda atau di amplop atau di manapun, yang digunakan sebagai dana darurat. Kalo sudah terbiasa sejak awal, maka tidak akan terlalu sulit,” tukas Ambi.
Ambi memberikan tips lagi yang dapat diterapkan oleh mahasiswa untuk mengatur keuangannya.
Baca Juga: Jualan Barang-barang Sultan, Bernard Arnault Jadi Orang Terkaya di Dunia 2021
“Yang penting harus di-budget-in di awal. ‘Oke, yang penting aku akan nabung tapi nabungnya kalau ada sisa’ itu nggak boleh. Harus di awal dulu tabungannya karena kalau di akhir saya sangatlah yakin itu pasti akan kepakai,” tuturnya.
“Budgeting ini bisa dengan pola 40-30-20-10. Maksimal 40 persen untuk kebutuhan hidup, maksimal 30 persen kalau ada hutang, minimal 20 persen untuk investasi dan tabungan, serta minimal 10 persen untuk dana darurat,” tambah Ambi.