Follow Us

Tere Liye Mencak-Mencak di Medsos Soal Pembajakan Buku, Netizen: Bahasamu Itu Alihkan Masalah

Hanif Pandu Setiawan - Selasa, 25 Mei 2021 | 16:09
Tere Liye mengungkapkan kekesalannya soal pembajakan buku di media sosial miliknya.
Tribun Timur

Tere Liye mengungkapkan kekesalannya soal pembajakan buku di media sosial miliknya.

HAI-Online.com – Salah satu penulis buku kondang Indonesia Tere Liye kembali menjadi bahan perbincangan netizen.

Nggak hanya soal alasannya mengungkapkan kemarahan tersebut, netizen pun membahas reaksi Tere Liye dalam merespon permasalahan tersebut.

Hingga sore ini, kata kunci 'Tere Liye' pun masih bercokol di kolom trending Twitter dengan 7.400 lebih cuitan.

Diketahui, Tere Liye sebenarnya mengeluhkan tentang pembajakan buku yang dianggap sebagai hal lumrah dalam masyarakat, tapi telah merugikan banyak orang yang terlibat dalam pembuatan sebuah buku, mulai dari penulis, editor, penerbit, dan masih banyak lainnya.

"Nah, kalau kamu benar-benar tidak punya uang. Aduh, kan bisa pinjam. Bisa download aplikasi ipusnas. Gratis malah bacanya. Ada yang gratis, kamu malah beli bajakan. Bikin kaya pembajak dan marketplace, kan goblok banget," tulis Tere Liye di melalui akun Facebook-nya pada Minggu (23/5/2021).

Baca Juga: Dee Lestari Siap Rilis Buku Rapijali, Novel Bertema Musik, Persahabatan, Cinta dan Politik

"Keluarga kamu kalau kerja HARUS dapat gaji, dapat THR, dapat bonus. Tidak dibayar, kamu dijamin ngamuk. Tapi lihat penulis buku dibajak, kamu komen sok bijak sekali: 'anggap saja amal'. Dasar goblok, kezaliman massal dilakukan di depanmu, kamu sok bijak," sambung Tere Liye.

Unggahan Tere Liye yang kemudian diunggah ulang oleh akun @harisFQ di Twitter sebenarnya hanya sebagian dari sejumlah keluhan Tere Liye tentang pembajakan buku.

Pemilik akun @harisFQ tersebut menyayangkan ucapan Tere Liye yang dianggap kasar terhadap orang-orang yang membeli buku yang disebut mayoritas pembaca buku Tere Liye adalah anak SMP dan SMA.

Meski tindakan pembajakan buku memang salah, reaksi tersebut pun dinilai nggak pantas dilontarkan oleh seorang penulis yang mayoritas pembacanya adalah remaja.

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest