Follow Us

HAI Demos: Warrior, Hardcore Punk Mentok dari Jalanan Prabumulih

Mohammad Farras Fauzi - Rabu, 05 Mei 2021 | 21:00
Warrior
dok. Warrior

Warrior

HAI-ONLINE.COM - Sumatera Selatan selalu menjadi permata elok yang menyimpan banyak keindahan di segala aspek seperti makanan, wisata alam, maupun hidupnya pergerakan skena musik bawah tanah di sana.

Namun, jangan pernah lupa dengan stigma kerasnya berkehidupan di Sumatera Selatan yang digambarkan dengan "bajing loncat" atau berita kriminal lain yang menghiasi siaran berita di televisi nasional. Meskipun, stigma ini merupakan bentuk dari kejamnya generalisasi dan stereotip. Toh, kriminal dan kekerasan nggak pernah pilih-pilih etnis dan wilayah tertentu di Indonesia. Benar bukan?

Baca Juga: Memoar Japanese Breakfast 'Crying in H Mart' Capai Best Seller no.2 Versi The New York Times

Berangkat dari Prabumulih - sebuah kota satelit berjarak sekitar 2 jam dari ibu kota Provinsi, Palembang - Warrior adalah gerombolan dewasa muda yang banyak mengonsumsi serapahan tajam khas Sumatera Selatan dikombinasikan dengan paraunya teriakan jalanan, tempo ngebut, dan distorsi gitar cempreng yang menarik perhatian.

Terbentuk sejak 2013 lalu, Hatta (vocal), Mario, (gitar), Rahmat (bass) dan Heru (drum) dengan sangat yakin mendeskripsikan musik hardcore punk adalah jalan utama bagi mereka untuk sampaikan pesan sehari-hari dengan seksama.

Dengan referensi yang tentu berkutat pada jajaran punk klasik Britania Raya seperti The Exploited, Cock Sparrer, ataupun GBH, Warrior juga menuliskan pesan mereka dengan lirik sederhana yang cukup mengena. Tongkrongan jalanan, persaudaraan sesama dewasa muda, pertikaian, dan bau alkohol tentu menjadi asupan utama dalam lirik mereka.

Warrior sebagai sebuah band berhasil mencapai mimpi utama dari grup musik, membuat album penuh secara mandiri. Sebuah rilisan bertajuk 'Blood, Bastard, and Destroyer' berhasil mereka bungkus pada pertengahan Maret 2021 lalu. Dua video musik juga telah dirilis untuk single 'Swimming Moshpit' & 'Liar dan Gila'.

Setelah mendengarkan, deskripsi yang mereka gambarkan di rilis pers resmi memang nggak terlalu jauh dari komentar "Ah ini mah kayak The Exploited aja." Terlebih jika melihat segi produksi dan promosi dari Warrior yang sejatinya sangat mengusung tinggi nilai kekeluargaan dan serba apa adanya, alias semua mereka kerjakan secara mandiri tanpa keterlibatan pihak luar. "Punk mentok!"

Baca Juga: Simak Trailer 'The Pedal Movie', Ada J Mascis Hingga Graham Coxon!

Namun justru di sinilah nilai utama yang diusung oleh Warrior, kejujuran dan kesederhanaan dalam bermusik; melihat perawakan mereka mungkin akan membuat sebagian orang berpikir ulang untuk bercengkrama, namun cobalah untuk masuk pada lagu atau pertunjukan langsung mereka. Dijamin, secara nggak sadar membuat kalian untuk ikut terjun dalam moshpit dan nyanyikan kesederhanaan melalui teriakan.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest