"Biasanya yang nginep orang campur luar jawa kalau sebelum pandemi, kalau luar negeri biasanya orang Belanda," tambah Ongko, satu di antara ke 39 saudara dari anak ayahnya.
Meski belum menjadi cagar budaya, artistik bangunan ini layak untuk disebut sebagai tempat yang memiliki sejarah panjang lintas budaya.
Hotel Niagara ini dirawat oleh 17 karyawan di bawah komando Ongko.
Sebelumnya, ibu Ongko lah yang merawat hotel ini.
"Sebelumnya ibu yang mengurusi, karena sudah lanjut usia, yaudah saya yang ngurus," jelas Ongko.
Bakal ditambah sentuhan modern
Meski telah berumur, hotel ini tetap dijaga kebersihannya.Hotel yang berlokasi di pinggir jalan raya ini memiliki ruang pertemuan yang biasa digunakan untuk rapat dan seminar dengan kapasitas 50-75 orang.
Kini, demi mengikuti perkembangan jaman, pemesanan dilakukan menggunakan aplikasi.
Aplikasi penginapan online ini didapat dari kerjasama dengan pihak ketiga.
Tujuannya nggak lain untuk membantu memasarkan hotel.
"Kerja sama dengan pihak ketiga untuk membantu memasarkan hotel, karena sekarang jamannya memesan secara aplikasi,"kata Ongko.
Selain itu, iajugaberupaya meningkatkan daya guna hotel dengan membuatkan lift baru.