Diceritakan Ongko, bangunan ini pernah ditutup selama satu tahun guna melakukan renovasi.
Banyak menyimpan sejarah dan cerita
Dalam wawancara dengan Febby, Ongko menerangkan dirinya juga pernah tinggal di hotel itu tepatnya di lantai satu bersama dengan keluarganya."Saya pernah stay di Niagara tahun 1987-1990, 1995-1999, hingga 2003-2004," ujar Ongko kepada Tribun News.
Meski usia bangunan sudah lama, Ongko dan keluarganggak pernah merasakan sesuatu yang berbau mistis di Niagara.
"Saya pernah tinggal di situ nggak ada komen apa apa (dari keluarga)," ujar Ongko.
Diceritakan Ongko, bangunan hotel ini terdiri dari 5 lantai.
Lantai 1 ada 2 kamar untuk publik area (dulu pernah digunakan untuk kamar keluarga),lantai 2 ada 6 kamar, lantai 3 ada 7 kamar, lantai 4 ada 6 kamar, lantai 5 ada 7 kamar dan lantai 6 rooftop.
Lantai 4 dan 5 sebelumnya aktif difungsikan untuk kamar tamu, namun tahun 2000an direnovasi total, hingga sekarang belum juga difungsikan.
"Lantai 4 dan 5 juga difungsikan, tapi tahun 2000an direnovasi total dan belum difungsikan lagi, mengingat ya kondisinya sekarang ya (pandemi)," tambah Ongko.
Hotel yang pernah mengalami masa kejayaan tahun 1980 ini, biasa digunakan juga untuk para turis mancanegara yang datang ke Surabaya menggunakan kapal.
"Masa kejayaaannya (Hotel Niagara) tahun 1980, saat banyak turis naik kapal dari Surabaya nginepnya di Niagara," ungkap GM Hotel Niagara tersebut.
Kini, para tamu mancanegara biasanya dari Belanda, sedangkan tamu lokalnya berasal dari luar pulau Jawa.