"Makanya, kami perlu melakukan dating atau penanggalan untuk mengetahui secara pasti umur atau pada masa apa sisa rangka manusia ini pernah hidup," imbuhnya.
Baca Juga: Mengenal Sokushinbutsu, Ritual Ngubah Diri Sendiri Jadi Mumi di Jepang
Apabila kerangka tersebut berasal dari era Majapahit, Toetik meyakini bahwa temuan ini akan sangat berharga bagi informasi manusia era klasik Majapahit yang masih jarang ditemui.
Terlebih, jika analisis DNA telah didapat, peneliti dapat mengetahui afiliasi populasi dari kerangka tersebut.
"Kalaupun bukan dari era Majapahit, artinya masih manusia dari era modern, tetap saja temuan sisa rangka manusia ini bermakna untuk diteliti sepanjang tidak melanggar kode etik dan budaya lokal," ujar Toetik.
Selain berpotensi menjadi temuan penting manusia era klasik Indonesia, kerangka ini pun juga dapat dijadikan media pendidikan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapangan.
Ia sendiri bergabung dalam penelitian ini usai dihubungi pimpinan tim ekskavasi BPCB Jatim yang memberikan foto bagian tulang yang menyembul di galian situs.
Situs Kumitir sendiri adalah cagar budaya yang diduga sebagai istana Bhre Wengker di Kompleks Kotaraja Majapahit. (*)