Genflix sudah bermain begitu agresif sejak awal game. GFLC Clay yang menggunakan Kagura bermain begitu baik, damage yang dikeluarkan beberapa kali berhasil membunuh hero lawan.
Pada menit 8, 2 pemain Genflix berhasil ditumbangkan setelah war di area turtle. Hingga menit 13, permainan kedua tim bisa dibilang seimbang. Pada menit 17 berawal dari war di base turret Genflix, GFLX Watt yang menggunakan Bane dengan modal ultinya malah menyebabkan 3 pemain AE tumbang dan total 4 hero lawan berhasil tumbang.
Ini menjadikan momentum kebangkitan dari GFLX. Ketika late game, pertandingan berjalan alot, kedua tim sama-sama bermain hati-hati. Setelah 4 pemain GFLX berhasil tumbang, AE akhirnya berhasil end game di menit 26. Skor 1-0 untuk AE.
Game 2
GFLX: Watt - Bane, Bottle - Claude, Fredoqt - Paquito, Clay - Silvanna, Bravo - Balmond.
AE: Pai - Khaleed, Ahmad - Esmeralda, Udil - Mathilda, LeoMurphy - Kufra, Celiboy - Yi Sun Shin.
Sejak awal seperti game 1, Genflix bermain sangat agresif. Pada menit 4, war terjadi di area turtle dan menumbangkan 2 pemain AE. Perlahan Genflix berhasil menekan AE dan mencuri 2 turret hingga menit ke 8. GFLX Bottle yang memakai Claude begitu sakit sekali damagenya, bahkan dia berhasil membunuh 5 hero lawan hingga menit ke-10.
Pada menit 12, berawal dari war di area Lord, semua pemain AE tumbang dan membuat GFLX leluasa clear lane untuk push. Lagi-lagi GFLX Watt yang menggunakan Bane kali ini bermain sangat baik bisa dibilang sebagai sosok menakutkan bagi AE. Pada menit 13, akhirnya GFLX berhasil end game. Skor 1-0 untuk Genflix.
Game 3
GFLX: Watt - Pharsa, Bottle - Benedetta, Fredoqt - Grock, Clay - Selena, Bravo - Balmond.
AE: Pai - Baxia, Ahmad - Wanwan, Udil - Lunox, LeoMurphy - Paquito, Celiboy - Ling.
Pada awal game, Genflix sudah unggul dari jumlah kill karena GFLX Watt yang memakai Selena berhasil kill 3 pemain AE di menit ke-1. Sungguh luar biasa Selena milik GFLX Clay, dai berhasil membunuh 5 kill pada menit 5 dan membuat timnya pede untuk bermain agresif.