Akan tetapi, keinginan kuatnya untuk berkarir di dunia catur secara penuh baru muncul di usia 9 tahun. Hal tersebut tampak terbantu dengan adanya Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) ketika itu, yang jadi tempatnya menimba ilmu.
Selain kaya prestasi, Irene ternyata juga pernah alami pengalaman terburuk salah satunya saat ia masih umur belasan waktu di Italia. Saat itu ia mengikuti Olimpiade Catur tepatnya di babak ke-9. Nah, kalau di babak itu dia berhasil menang, dia bakal dapet gelar Norma Grand Master.
Tetapi, yang bikin dia kesel saat itu adalah official nggak ada yang ngasih tahu kalau di kejuaraan itu dia bakal meraih gelar tersebut. Jadi kalau menang dia dapet gelar, kalo kalah atau seri ya nggak dapet. Kemudian yang terjadi adalah Irene ditahan imbang alias seri, jadinya gagal dapet gelar.
Baca Juga: Tangan Remaja Ini Bergerak Tak Terkontrol, Diduga Karena Sering Main Game Online
Nah, tau nggak sih kalian? Ternyata saat berusia 20 tahun, Irene pernah buat sejarah sebagai pecatur wanita pertama Indonesia yang meraih juara di Asian Continental Chess Championship kategori women standard chess. Kejuaraan tersebut menjadi ajang kualifikasi Kejuaraan Dunia Catur Wanita.
Selain catatan prestasi dan gelarnya, Irene juga pernah meraih rekor. Pada tahun 2008, Museum Rekor Indonesia menobatkannya sebagai Wanita Pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita.
Wah, masih muda udah banyak prestasi, ia juga menjadi sosok yang menginspirasi. Berharap kedepannya Indonesia bisa mencetak pecatur dengan talenta berbakat seperti Grand Master Irene Sukandar.
Jangan sampai polemik yang terjadi antara Dewa Kipas dan GothamChess mencoreng nama baik pecatur Indonesia yang telah berkecimpung di dunia olahraga ini sejak lama. (*)
Baca Juga: Kronologi Akun Dewa_Kipas Diblokir Gara-gara Kalahkan Gamer Catur di Chess.com