Sementara itu, Z tetap berpegang pada kebohongannya. Hingga akhirnya, polisi memberi tahu Z bahwa beberapa teman sekelasnya telah mengkonfirmasi bahwa Znggak hadir di kelas.
Para siswa lain juga mengatakan, Samuel Patynggak menginstruksikan siswa Muslim lain untuk meninggalkan kelas seperti yang dia klaim.
Saat itulah Z akhirnya mengakui kebohongannya. Para penyelidik dilaporkan mengatakan Z menderita "inferiority complex" dan mengabdi pada ayahnya. Pengacara Z, Mbeko Tabula, menegaskan bahwa tragedi itu nggak boleh jatuh di pundak seorang gadis berusia 13 tahun.
Tabula mengatakan kepada Le Parisien bahwa semua tragedi tersebut disebabkan oleh perilaku ayahnya Z yang berlebihan.
"Klien saya berbohong, tetapi meskipun itu benar, reaksi ayahnya masih tidak proporsional," imbuh Tabula.
Chnina, yang sedang diselidiki karena "terlibat dalam pembunuhan teroris", mengatakan kepada polisi bahwa dia merasa bodoh.
“Saya tidak pernah mengira pesan saya akan dilihat oleh teroris. Saya tidak ingin menyakiti siapa pun dengan pesan itu,” ujar Chnina.
Baca Juga: Kata Ahli Soal Video Kudanil Taman Safari Dikasih Makan Sampah Oleh Pengunjung
“Sulit membayangkan bagaimana kita sampai di sini, bahwa kita kehilangan seorang profesor sejarah dan semua orang menyalahkan saya,” imbuh Chinna. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Kebohongan Siswi 13 Tahun Berujung Pemenggalan Samuel Paty, Terungkap Suka Bolos"