Follow Us

Biografi WR Supratman: Ingin Perkenalkan Indonesia ke Internasional Lewat Lagu Kebangsaan

Hanif Pandu Setiawan - Selasa, 09 Maret 2021 | 19:39
WR Supratman
Kolase TribunNewsmaker - Intisari/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

WR Supratman

Cita-cita Wage tercapai, menjadi orang terkenal. Tidak hanya terkenal, tapi dia berhasil menyumbangkan jasa bagi bangsanya. Roda kehidupan berputar terus. Kadang di atas menjadi pusat perhatian, hidup enak dan terkenal. Tapi sekali waktu dia akan di bawah, sengsara dan dilupakan orang.

Wage dua kali menikah, tapi dua-duanya berakhir tanpa meninggalkan keturunan. Dia sebagai pengarang mulai dilupakan orang. Hidupnya dibelit kemiskinan, semua barang habis dijual untuk makan dan berobat. Hatinya merana, karena sekarang tak seorang pun yang mengenalnya. Hanya seorang yang masih mengingatnya, Dr Soetomo, yang mengenalinya ketika dia jatuh miskin dan pindah ke Surabaya.

Kekecewaan yang bertumpuk makin menggerogoti kesehatannya. Tanggal 16 Agustus 1938 keadaannya makin melemah. Terbangun sebentar dia hanya meninggalkan pesan "serahkan lagu Indonesia Raya pada badan kebangsa- an", dan itulah pesan terakhir- nya. Tanggal 17 Agustus 1938, dalam usia 34 tahun Wage Rudolf Supratman meninggal.

Semua orang kaget mendengar kabar duka itu. Orang hanya mengenal Supratman sebagai pencipta lagu Indonesia Raya. Tapi tak seorang pun yang mengenal pribadinya. Dia merana karena merasa ditinggalkan semua orang. Waktu berjalan terus, lagu ciptaannya tetap dinyanyikan.

Setelah kemerdekaan didengungkan, tanggal 26 Juni 1958 keluar Peraturan Pemerintah lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.

Seandainya Wage masih hidup, dia patut berbangga mendengar berita pengangkatan itu. Di dunia ini hanya beberapa negara, termasuk Indonesia Prancis, Kanada dan Srilangka yang lagu ke- bangsaannya ciptaan satu orang. Biasanya syair dan lagu diciptakan oleh dua orang, bahkan ada beberapa negara yang lagu kebangsaannya di- ciptakan oleh orang asing. Ya seandainya dia tahu itu. dia tak perlu merana dan kecewa.

Baca Juga: M Bloc Space Gelar Diskusi Permusikan di Hari Musik Nasional 2021 Secara Hybrid

Selamat Hari Musik Nasional. Terima kasih, Bapak WR Supratman! Jasamu akan dikenang abadi. (*)

Artikel ini dinukil dari Majalah HAI edisi 29-VIII-1984 halaman 6–7.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest