Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sejarah Scene Metal Indonesia: Dipelopori Sucker Head, Roxx, dan Rotor

Bagas Rahadian - Kamis, 18 Februari 2021 | 18:30
Sucker Head
HAI

Sucker Head

HAI Online.com - Wafatnya gitaris/vokalis band Rotor, Irfan Sembiring, pada 16 Februari lalu, tentunya menyadarkan kita bahwa Indonesia mempunyai warisan musik metal yang patut diperhitungkan.

Yap! Apabila Amerika Serikat punya para 'Big Four of Thrash Metal', Brasil punya Sepultura, Indonesia dapat berbangga hati lantaran punya Rotor, Roxx, Sucker Head yang memantik geliat musik metal tanah air.

Bukti otentiknya ada di debut album self-titled milik Roxx di tahun 1992. Album ini sendiri dianggap sebagai album metal pertama milik band asal Indonesia.

"Album metal Indonesia adalah debut album Roxx, bukan Godbless. Abum pertama dan kedua Godbless itu hanya rock biasa. Mereka baru bersinggungan dengan metal pada album ketiga. Semut Hitam," terang pengamat musik Denny M.R. kepada HAI pada 2007 lalu.

Setelahnya, barulah Rotor menelurkan album thrash metal Behind The 8th Ball di bawah major label AIRO. Album itu hadir selepas penampilan fenomenal Irfan Sembiring cs.yangmembuka konser Metallica di Jakarta pada 1993.

Skena thrash metal tanah air kian bergeliat dengan dirilisnya album debut Sucker Head, yakni The Head Sucker.

Baca Juga: Kenangan Alm Irfan Sembiring 'Rotor' Buka Konser Metallica: Ini Prestasi Tertinggi

Nah, bila penasaran kapan tepatnya masyarakat Indonesia pertama kali terpapar musik metal, jawabannya tentu adalah pada dekade 80an.

"Metal itu masuk Indonesia sekitar 80-an. Dan ini terlambat sepuluh tahun dari scene metal dunia," terang Denny M.R. lagi.

Selepas kemunculan Slayer, Metallica, Exodus, hingga band asal Jerman Kreator, dalam waktu singkat masyarakat kota besar di Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, hingga Bali mulai akrab dengan musik metal.

"Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Tapi pergerakannya waktu itu nggak terlalu signifikan," ungkap Wendi Putranto, pengamat musik dan manajer Seringai.

Di fase awal tersebut, jenis yang berkembang adalah speed dan thrash metal. Setelah itu, scene metal lokal merambah ke subgenre yang lebih ekstrem, seperti death metal, brutal death metal, hingga grindcore.

Pada era ini, munculah band macam Grausig, Trauma, Tengkorak, Betrayer, dan lain sebagainya.

Band grindcore Tengkorak, melalui debut mini album di tahun 1996It's A Proud To Vomit Him, mendorong banyak band metal lainnya untuk semakin menyemarakkangenre yang tengah bergairah ini. (*)

Tulisan ini dimuat seperti aslinya dalam majalah HAI edisi 30/XXXI2007

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x