Follow Us

Kebijakan Baru WhatsApp Munculkan Kontroversi, Begini Pendapat Pakar Keamanan Digital

None - Jumat, 15 Januari 2021 | 11:30
Logo Facebook dan Whatsapp
The New Times

Logo Facebook dan Whatsapp

HAI-ONLINE.COM - Udah hampir sepekan, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan adanya kebijakan baru dari WhatsApp yang menyebutkan kalau WhatsApp akan mengambil beberapa data penggunanya.

Hal tersebut praktis meresahkan pengguna setia WhatsApp dan membuat aplikasi besutan Facebook itu dianggap menyalahi aturan privasi.

Lalu, seperti apa kebenaran yang terjadi untuk data pribadi kalian di WhatsApp? Pakar keamanan digital, Alfons Tanujaya melalui keterangannya kepada Nextren menjelaskan bahwa banyak orang yang salah menangkap informasi terkait aturan baru WhatsApp.

Baca Juga: 5 Aplikasi Screen Recorder Android Terbaik yang Cocok untuk Gamers

Pasalnya kondisi sekarang memperlihatkan bagaimana orang-orang mengira kalau WhatsApp akan memantau isi percakapan penggunanya.

Nyatanya Alfons menyatakan kalau apa yang dikira konsumen tersebut adalah nggak benar.

"WhatsApp nggak bisa mengetahui apapun isi percakapan yang kita lakukan baik di ruang chat pribadi maupun di grup," tulisnya.

Ia pun menjelaskan kalau hal itu nggak terjadi karena isi percakapan di WhatsApp sudah dienkripsi secara end-to-end.

Artinya, hanya pengguna sesama anggota chat yang memiliki kunci enkripsi dan dekripsi untuk semua isi chat yang mereka lakukan.

"Tidak ada pihak lain yang memiliki kunci dekripsi ini, termasuk WhatsApp," jelas Alfons.

Dengan begitu, dapat dipastikan kalau percakapan kamu di WhatsApp akan aman dan nggak ada orang yang bisa mengetahuinya.

Baca Juga: TikTok Awards 2020 Siap Digelar, Ini Dia Daftar Nominasi Lengkapnya

Tetap bisa disadap

Kendati demikian, Alfons mengaku kalau misalnya hanya menyadap trafik komunikasi sesama pengguna WhatsApp mungkin bisa.

Tapi hasil sadapannya itu hanya akan berbentuk enskripsi yang memerlukan kunci dekripsi untuk membuka isi percakapannya.

Dan untuk memecahkan kunci tersebut, Alfons Tanujaya mengklaim kalau tingkat kesulitannya setara dengan membuka enkripsi yang dikunci oleh ransomware.

"Silakan hitung 2 pangkat 256," tulis Alfons mengenai durasi pembongkaran kode enkripsi WhatsApp.

Pengguna nggak perlu khawatir

Dari segala pemaparan yang ada, Alfons Tanujaya pun menyebutkan kalau pengguna WhatsApp nggak perlu khawatir lagi.

"WhatsApp 'hanya' akan menggunakan metadata dari penggunanya dan membagikannya dengan produk Facebook Group lain seperti Instagram dan Facebook dan menjadikannya sebagai sarana mengirimkan iklan yang lebih personal," pungkasnya.

Jadi apakah kalian tetap bertahan pake WhatsApp atau beralih ke aplikasi messenger lain seperti Telegram dan Signal, sob? (*)

Baca Juga: What's Up with Whatsapp? Ini Yang Perlu Lo Tahu Soal Kontroversi Aturan Baru Whatsapp

Penulis: Hanif Pandu

Source : nextren.grid.id

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest