Follow Us

Kisah Inspiratif Moorissa Tjokro: Insinyur Muda Indonesia di Balik Teknologi Autopilot Mobil Tesla

Bagas Rahadian - Senin, 21 Desember 2020 | 14:00
Moorissa Tjokro (tengah) Autopilot Software Engineer Tesla, bersama rekan-rekan kerjanya.
DOK MOORISSA TJOKRO via VOA INDONESIA

Moorissa Tjokro (tengah) Autopilot Software Engineer Tesla, bersama rekan-rekan kerjanya.

HAI Online.com - Baru-bari ini, perusahaan mobil Tesla di Amerika Serikat meluncurkan fitur kecerdasan buatan swakemudi penuh atau Full-Self-Driving versi beta. Kini, fitur tersebut telah tersedia secara terbatas bagi para pengguna mobilnya.

Tapi tau nggak? Ternyata ada sumbangsih insinyur muda dari Indonesia dalam pengembangan teknologi baru tersebut. Ia adalah Moorisa Tjokro.

Tjokro kabarnya adalah satu dari enam Autopilot Software Engineer di perusahaan Tesla, di California, Amerika Serikat. Yap, hanya ada enam perempuan yang bekerja dalam divisi ini.

Tjokro mengakui, profesi ini memang masih jarang ditekuni perempuan. Namun, belum lama ini, ia dipercaya untuk ikut menggarap fitur swakemudi atau Full-Self-Driving untuk Tesla.

Tjokro berprofesi sebagai Autopilot Software Engineer atau insinyur perangkat lunak autopilot untuk Tesla di Kota San Francisco, California.

“Sebagai Autopilot Software Engineer, bagian-bagian yang kita lakukan, mencakup computer vision, seperti gimana sih mobil itu (melihat) dan mendeteksi lingkungan di sekitar kita," kata Tjokro dalam wawancara dengan VOA belum lama ini, seperti mengutip Kompas.com.

"Apa ada mobil di depan kita? Tempat sampah di kanan kita? Dan juga, gimana kita bisa bergerak atau yang namanya control and behavior planning, untuk ke kanan, ke kiri, maneuver in a certain way (manuver dengan cara tertentu.red),” lanjut cewek 26 tahun tersebut.

Baca Juga: Jadi 'Kid Of The Year' Majalah TIME, Berikut Penemuan Ilmuwan Muda Gitanjali Rao: Salah Satunya Teknologi Pendeteksi Cyberbullying

Bekerja untuk Tesla sejak Desember 2018 silam, sebelum dipercaya sebagai Autopilot Software Engineer, Moorissa ditunjuk oleh Tesla untuk menjadi seorang Data Scientist, yang juga menangani perangkat lunak mobil.

“Sekitar dua tahun yang lalu, temanku sebenarnya intern (magang) di Tesla. Dan waktu itu dia sempat ngirimin resume-ku ke timnya. Dari situ, aku tuh sebenarnya enggak pernah apply, jadi langsung dikontak sama Tesla-nya sendiri. Dan dari situlah kita mulai proses interview,” kenangnya.

Sehari-harinya, perempuan kelahiran 1994 ini bertugas untuk mengevaluasi perangkat lunak autopilot, serta melakukan pengujian terhadap kinerja mobil, juga mencari cara untuk meningkatkan kinerjanya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest