Rapid test antibodi bertujuan mencari antibodi terhadap virus corona. Tubuh menghasilkan antibodi sebagai respons terhadap agen infeksi seperti virus.
Antibodi ini umumnya muncul setelah empat hari hingga lebih dari seminggu setelah infeksi. Sementara rapid test antigen dinilai lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi karena dapat mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan.
Baca Juga: Viral Masuk Bali Wajib Tes Swab PCR, Berujung Aksi Refund Tiket Sebanyak Rp 317 Miliar
Identifikasi dilakukan dengan mencari protein dari virus corona. Sedangkan tes PCR menjadi yang paling dianjurkan karena dapat mencari materi genetik dari virus.
Tes PCR menggunakan sampel lendir yang biasanya diambil dari hidung atau tenggorokan seseorang. Tes PCR bertujuan untuk mencari materi genetik dari virus corona.
Tes ini menggunakan teknologi yang disebut polymerase chain reaction (PCR), yang memperkuat materi genetik virus jika ada. Materi tersebut dapat dideteksi ketika seseorang terinfeksi secara aktif.
3. Lama waktu tes
Rapid test antigen dan rapid test antibodi hanya membutuhkan waktu 10-15 menit hingga hasilnya keluar. Sementara itu, pemeriksaan menggunakan metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasil.
Hasil pemeriksaan rapid test ataupun PCR juga bisa keluar lebih lama dari itu apabila kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel sudah penuh.4. Akurasi hasil tes
Secara umum, rapid test antibodi nggak cukup akurat untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak.
Namun, tes ini dapat memberikan informasi awal tentang tingkat potensi infeksi di suatu komunitas. Sebab, apabila hasil tes antibodi reaktif maka perlu dilanjutkan dengan tes swab PCR untuk memastikan seseorang terinfeksi virus corona atau tidak.
Sementara itu, rapid test antigen memang tidak akan seakurat tes PCR, tetapi para peneliti mengatakan, tes antigen mungkin dapat digunakan untuk menentukan pasien mana yang mengalami infeksi.