Follow Us

Kisah 25 Tahun Superman Is Dead: Dari Ditipu Distro Hingga Dituduh Rasis Terhadap Jawa

Alvin Bahar - Selasa, 18 Agustus 2020 | 08:00
Superman Is Dead
HAI

Superman Is Dead

Lagi-lagi, mereka mendapatkan cacian, lemparan batu, sampai bogem mentah yang sempat mendarat di kepala Bobby Kool.“Hahaha…, itu (isu F**K Java) nggak bener, kok. Cuma isu aja,” timpal Bobby singkat.“Kejadian kayak gini berlangsung kalau nggak salah sampai 2006. Ya, kira-kira 3 tahun dan kejadiannya konstan,” sambung Jerinx.

Punk Rock, ‘Musik Untuk Semua’Nah, berbekal semangat militan dan pantang menyerah dari ketiga anggotanya, SID nggak kehilangan akal untuk membuat namanya dikenal sampai sekarang.

Panggung kecil sampai kafe di Bali juga dijabanin, selama mereka bisa membawakan musik yang mereka suka.Sampai satu saat, tepatnya pada 2009 lalu, tiga pemuda asli Bali ini berkesempatan untuk tampil di 16 kota di Amerika, dalam rangka tour ‘From bali With Rock’ dan ‘Warped Tour 2009’ pada 12 Juni sampai 9 Juli.“Bisa dibilang kami (SID) terobsesi denan itu (Warped Tour). Soalnya, Warped Tour bisa dibilang jadi kitabnya anak-anak punk rock, hardcore, dan hal yang berbau itu. Musik SID sendiri dari awal emang udah Punk Rock, bukan Pop Punk. Kalaupun ada unsur Rockabilly di lagu SID, itu cuma bentuk eksplorasi. Nah, kalau di Indonesia, Pop Punk dibawa sama Rocket Rockers dengan lirik ringan dan tampilan college punk atau pop punk,” timpal cowok yang juga punya band side project, Devildice.Perjuangan mereka untuk ‘membumikan’ SID terbayar tuntas. Buktinya banyak. Basis penggemar yang kian menjamur di penjuru Indonesia, sampai beberapa penghargaan silih berganti mendatangi mereka kayak Grup Rock Terbaik dalam ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2014 lalu bisa jadi bukti sahih sepak terjang SID di kancah musik Tanah Air.

“Hahaha…, sekarang fokus main di Indonesia aja. Udah capek, habis tenaga main di Indonesia. Sebulan konser bisa sampai lima kali, berapa kali naik pesawat, tuh. Hahaha…, capek,” tambah Jerinx bangga.Well, nggak heran kalau kini mereka bangga dengan apa yang sudah didapat. Ya, setidaknya, lewat apa yang mereka perjuangkan 25 tahun lamanya, berhasil membuat imej punk nggak lagi identik dengan hal yang berbau negatif.

Berkat merekalah musik Indonesia sukses dikenal sampai ke mancanegara. Dan berkat mereka jugalah, kini punk rock bukan cuma hiburan buat kalangan tertentu saja, tapi sudah jadi hiburan buat kita semua. Good job, bli!

Dikutip dari sejumlah arsip HAI.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest