Follow Us

Kisah 25 Tahun Superman Is Dead: Dari Ditipu Distro Hingga Dituduh Rasis Terhadap Jawa

Alvin Bahar - Selasa, 18 Agustus 2020 | 08:00
Superman Is Dead
HAI

Superman Is Dead

Baca Juga: Jerinx Ditetapkan Tersangka dan Langsung Ditahan Atas Pencemaran Nama Baik IDI

Alasannya ya itu tadi, industrinya masih nggak berkembang.

Alhasil, sistem titip-edar album di distro-distro malah membuat Jerinx dan kawan-kawan merugi.

Katanya, sih, karena saat itu sistem distro yang ada belum sebagus sekarang. Maksudnya, Bli?“Tahun 1998 kami udah mulai ke distro. Saya naik motor buat titip kaset ke distro-distro. Tapi, uang kami nggak pernah balik! Hahaha…, entah itu dicuri staff atau pemilik distro yang kabur. Intinya, barang habis, tapi uangnya nggak ada. Sebagian besar hasil kerjasama kami dengan distro mengecewakan,” keluh Jerinx.Hasilnya jelas. Kaset yang (katanya) ludes terjual, tapi nggak diimbangi dengan pendapatan yang mumpuni membuat Jerinx cs. putar otak biar hobinya ini bisa survive, bahkan semakin terangkat.“Kami juga rugi. Independen, sih, independen. Tapi nggak bakal bisa survive kalau tiap titip edar di distro uang kami nggak balik. Itu sudah terjadi sampai belasan kali. Akhirnya, kami cari label yang mau ngurusin album kami. Dan kami sign up dengan Sony Music Entertainment Indonesia,” lanjutnya.

Dituduh Penghianat Sampai Rasis!Langkah besar yang diambil ternyata nggak langsung memuluskan langkah mereka di kancah musik Tanah Air.

Buktinya banyak banget. Konser rusuh di Medan 2003 silam, terjadi lantaran SID dituding sebagai band penghianat.Yap. Sebagian besar orang (penggiat musik underground) saat itu menganggap bahwa apa yang dilakukan SID dengan bergabung ke major label adalah hal yang ‘diharamkan’ buat band yang punya semangat Do It Yourself ini.

Maklum. Saat itu, SID jadi band punk rock pertama yang bekerjasama dengan major label, sekelas Sony.“Awalnya kami dituduh sell out karena bekerjasama dengan Sony, dibilang keluar jalur. Mereka nggak paham kalau kerjasama ini dibuat atas kerjasama yang seimbang. Maksudnya, Sony nggak mengganggu proses atau ikut campur tentang berkesenian kami, atau apapun yang berurusan dengan band. Mereka cuma mencetak album kami dan mendistribusikannya. Itu saja,” imbuh cowok yang mengidolakan Elvis Presley ini.

Parahnya, seakan nggak cukup dengan tudingan ‘band penghianat punk’, trio yang terpengaruh dari permainan musik Green Day dan NOFX ini kembali diterpa isu nggak enak.

Konon, isu kali ini menyerempet ke masalah yang lebih sensitif, yakni isu rasial!

Baca Juga: Teori Konspirasi X Realita Rumah Sakit Didiskusikan Jerinx dan dr Tirta Lewat IG Live, Ini HasilnyaYap di tahun yang sama (2003), SID diisukan sebagai band rasis yang mendiskreditkan orang Jawa.

Bentuknya adalah adanya tulisan F**K Java yang saat itu, (katanya) ada di dinding kantor SID, bahkan dalam bentuk tato di badan Jerinx.Saking santernya isu ini dibicarakan, satu kejadian kembali menimpa SID saat menggelar konser di Jogja dan Surabaya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest