Arti kedua dari judul ini adalah tentang proses kreatif yang saya alami di masa sebelum album pertama hingga sekarang ketika album 'To Let A Good Things Die' berhasil dirampungkan. Dan semua proses itu terasa seperti sebuah tahap kreatif yang besar bagi saya. Dan dengan album kedua selesai kedua, untuk album ketiga saya akan mencoba hal yang sepenuhnya baru dan berbeda dari sebelumnya.
Q: Apakah kamu punya tips untuk mereka yang ingin terus memperoleh inspirasi dalam bermusik di momen-momen menjemukan seperti sekarang ini?
A: Saya rasa ada baiknya untuk membiarkan segala sesuatu mengalir dan nggak memaksakan inspirasi untuk selalu hadir di kepala kamu. Jangan membuat diri kamu terpaksa dalam menciptakan karya seni. Dan saya rasa lebih baik untuk tidak memperlakukan pekerjaan kreatif seperti ini layaknya sebuah pekerjaan kantoran, karena setidaknya itu cara yang berhasil buat saya. Kadang-kadang, saya bisa istirahat bikin lagu selama empat hingga lima bulan, tapi kemudian saya kembali menulis tiga lagu dalam sehari dan setiap hari. Jadi, ini semua adalah tentang bagaimana memastikan kamu menikmati hidupmu dengan baik dan menghasilkan yang terbaik dari hal tersebut. Jadi, santai saja, bro!
Q: Untuk kamu sendiri, apa arti dari situasi karantina ini bagi kamu dalam konteks menciptkan musik? Apakah kondisi semacem ini justru memberikan kamu momen istimewa di mana semua inspirasi musik mengalir?
A: Sesugguhnya, adalah hal sulit bagi saya untuk menciptkan musik baru ketika sedang dalam kondisi riuh, sehingga saya memang harus punya waktu khusus untuk melakukannya. Karena 18 bulan terakhir saya disibukkan dengan tur dan proses rekaman, maka saya nggak banyak punya waktu menulis materi baru. Sementara, momen (karantina) menjadi hal yang cukup baik bagi saya karena saya bisa mengunjungi orang tua saya, mencari perspektif lain sampai akhirnya punya waktu untuk menulis beberapa lagu baru. Jadi, masa karantina ini bisa dibilang sebagai penanda dari album ketiga saya kelak.
Q: Gimana perasaan kamu saat nanti kembali manggung paska hiatus, menyapa para penggemar dan menyajikan lagu-lagu di album barumu langsung ke hadapan mereka?
A: Saya nggak sabar untuk kembali ke panggung dan ini memang terasa telah lama sekali. Penampilan terakhirku adalah Festival Java Jazz dan itu merupakan pertunjukan yang istimewa buat saya. Saya sangat merindukannya. Saya selalu merasa dalam karya seni apapun, kamu harus selalu pergi keluar dan menyuguhkannya ke orang-orang. Begitu pun dengan album saya. Saya sedih karena nggak bisa tampil dalam waktu dekat, tapi di satu sisi saya sadar bahwa keselamatan dan kesehatan semua orang adalah yang terpenting di saat ini.
Q: Dalam wawancara terbaru kamu dengan Rolling Stone, kamu juga sempat mention tentang pengalamanmu manggung di Festival Jazz Festival pada Februari lalu yang kamu sebut sebagai pengalaman istimewa, apa sebenarnya hal-hal apa yang membuat kamu terpukau dan begitu menikmati pangggung dalam show ini?
A: Saat itu, saya benar-benar mendapat luapan energi dari para penonton di Jakarta. Itu terasa seperti perbincangan dua arah di mana mereka menyalurkan cinta dan kehangatan mereka dan saya memberikannya kembali ke mereka. Memang selalu menjadi hal yang istimewa datang ke tempat yang jauh dari rumahya dan justru kamu bisa menemukan cinta di sana.
Java Jazz merupakan gig yang luar biasa, saya pun ingat ketika keitka mereka mulai membuka gerbang, banyak orang yang berlari dan berteriak. Dan saya ingat ada sekitar empat ribu dalam ruangan menyaksikan saya. Dan mengingat itu merupakan gig terkahir saya sampai sejauh ini, itu membuatnya show tersebut semakin berkesan buat saya.