Follow Us

Eks Tahanan Politik Myanmar Bagikan 3 Tips Tetap Waras Selama Masa Isolasi dari

Bagas Rahadian - Senin, 04 Mei 2020 | 15:30
Ko Bo Kyi
Tom Stoddart/Getty Images

Ko Bo Kyi

1. Terima KenyataanKo Bo Kyi menceritakan bahwa selama masa kurungannya dulu, ia jadi memiliki kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru di hidupnya, salah satunya adalah Bahasa Inggris.

Saat itu, tahanan di sebelahnya kebetulan dapat berbicara Bahasa Inggris, sehingga ia kerap meminta tahanan tersebut untuk meneriakkan satu atau dua kalimat Bahasa Inggris kepadanya. Kemudian, Ko Bo Kyi menuliskan kata-kata itu di atas beton dan menghafalnya.

Selain itu, Ko Bo Kyi juga kerap menyempatkan diri berolahraga meski sangat minim ruang seperti berjalan naik turun sel selama berjam-jam dalam sehari.

"Melakukan olahraga akan membantu kesehatan fisik dan mental Anda. Berolahraga! Jika Anda bisa, berjalanlah setidaknya 6.000 langkah sehari. Jika Anda tidak dapat melakukannya, pikirkan cara lain untuk tetap aktif. Berlatih meditasi atau cobalah yoga," ucapnya.

2. Tetap positif Mengarahkan pikiran ke hal positif dinilai sebagai kunci untuk tetap menjaga kesehatan mental saat isoalai.

Meski informasi dari luar itu penting, namun menurut Ko Bo Kyi, akan lebih baik agar kita dapat memilah sesuatu yang positif demi menciptakan lebih banyak keseimbangan pikiran.

Dan alih-alih membaca berita, ia menyarankan untuk menelepon teman, melakukan sesuatu yang produktif, baik kecil maupun besar, seperti bersih-bersih rumah dan masak.

"Sebagian besar orang dapat menggunakan internet untuk menjangkau keluarga dan teman. Tetapi kemudahan akses internet—yang tidak kami miliki di penjara—adalah pedang bermata dua karena Anda dibombardir dengan berita mengerikan," ucap Ko Bo Kyi dengan lugas.

Merawat perspektifKo Bo Kyi menulis bahwa meskipun kita menemukan situasi yang sulit, ada banyak orang di seluruh dunia yang penderitaannya jauh lebih buruk daripada kita.

Seperti korban kekerasan dalam rumah tangga, pengungsi, tahanan politik, dan tahanan nurani.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di National Geographic Indonesia.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest