Follow Us

Hampir Jadi Korban Kanibalisme, Intip Perjuangan Perempuan Austria Pas Traveling ke Suku Batak Kuno

Al Sobry - Selasa, 21 April 2020 | 13:10
Prajurit Tanah Batak yang menyandang parang dan tombak, sekitar 1870.
Bayu Dwi Mardana Kusuma

Prajurit Tanah Batak yang menyandang parang dan tombak, sekitar 1870.

Ida Pfeiffer (14 Oktober 1779—27 Oktober 1858) merupakan pelancong perempuan tomboi. Dia mulai melancong pada 1836. Pada 1852-1853 dia mengunjungi sejumlah kawasan di Hindia Belanda: Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi, hingga Kepulauan Maluku.

Perjalanan Ida ke Tanah Batak mengisi sebagian besar kisahnya tatkala berjejak di Sumatra. Selama perjalanannya keliling dunia, dia juga mengumpulkan spesimen aneka satwa dan puspa, juga peranti budaya dari tempat yang dikunjunginya.

Buah tangan Ida dari Batak turut menghias Museum für Völkerkunde, sebuah museum etnografi di Wina: Tongkat 'Tunggal Panaulan' sepanjang hampir dua meter.

Tahun 2014, tepat 170 tahun silam, catatan perjalanan Ida Laura Reyer Pfieffer pertama kali diterbitkan di Wina, yang berjudul Reise einer Wienerin in das Heilige Land (Perjalanan Seorang Perempuan Wina ke Tanah Suci).

Untuk mengenang penerbitan tersebut, web National Geographic Indonesia mengisahkan kembali serangkaian petualangannya tatkala dia berjejak di Hindia Belanda. (Mahandis Yoanata Thamrin/National Geographic Indonesia)

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest