HAI-Online.com - Penyanyi solo Indonesia, Monita Tahalea, telah sukses merilis album terbarunya yang berjudul "Dari Balik Jendela" pada pertengahan Maret lalu.
Dan mungkin belum banyak yang tahu kalo album ketiga Monita itu menyimpan beragam pesan tersirat untuk mereka yang dengerin.
Dalam penamaan album aja misalnya, Monita mengatakan bahwa ia ingin mereka yang mendengarkan lagu-lagu di album ini punya pemaknaan tersendiri dari kalimat "Dari Balik Jendela" yang didapat dari permenungan atas hidup masing-masing.
Penyanyi 32 tahun itu pun mengakui, bahwa album ini juga merupakan bentuk dari permenungannya selama ini terhadap kehidupannya sebagai seorang musisi dan penulis lagu. "Selama 5 tahun perjalanan setelah album ke-2, aku memasuki musim kehidupan yang berbeda lagi. Mulai dari aku banyak manggung, lalu kehidupan sebelum menikah dan setelah menikah. Banyak renungan yang terjadi dalam diri aku sendiri," ungkap Monita,
"Kenapa album ini diberi nama "Dari Balik Jendela", karena aku tidak ingin membatasi makna album ini buat teman-teman yang mendengarkannya nanti,"
"Begitu mereka mendengar kata Dari Balik Jendela, biarlah itu jadi perenungan tersendiri lagi buat mereka bahwa makna Dari Balik Jendela-nya teman-teman yang dengar, pasti memiliki versi yang berbeda-beda”, pungkasnya.
Baca Juga: Baru Dengerin, Musisi Indie Korea Ini Langsung Suka Sama Lagu D'Masiv
Sementara itu, lagu yang dipilih sebagai single kedua dari album ini yakni "Tapak Hening", ternyata juga menyimpan cerita tersendiri yang juga hendak dibagikan Monita.
Kutipan dari bagian chorus di lagu Tapak Hening ini pun diketahui merupakan sebuah seruan harapan akan masa depan anak-anak Indonesia.
Ide penulisan lagu itu pun Monita peroleh usaimelakukan perjalanan ke Sumba, Nusa Tenggara Timur dengan lirik yang ia garap bersama Theoresia Rumthe, seorang penulis buku sekaligus penyair.
"Akhirnya saat pulang ke Jakarta, di pesawat aku menulis sepenggal puisi. Karena aku ingin eksplore juga di lagu ini, aku serahin penggalan puisi tulisan aku itu ke Theoresia Rumthe, yang memang aku gemari tulisan-tulisannya," ungkap Monita.
"Aku banyak diskusi dengan dia tentang lagunya, tentang apa yang aku lihat disana dan apa yang ingin aku sampaikan. Dan akhirnya, Theoresia Rumthe hadir dengan puisi ‘Tapak Hening’ ini”, tutur Monita Tahalea tentang proses kreatif yang dilaluinya hingga tercipta lagu ini.
Sementara, terkait istilahfolktronik yang disebut-sebut sebagai genre dalam album ini,Monita menjelaskan bahwa itu bukan genre baru yang telah ia ciptakan, melainkan lebih seperti penamaan dari karakteristik lagu-lagu yang terdapat di album barunya itu.
"Mungkin dari segi elemen musik di dalamnya lebih terinspirasi dari musik Folk, terus isinya banyak elektroniknya, makanya dijadiin satu aja dengan sebutan Folktronik”, jelas Monita.
"Karena sebenarnya kalau dibilang genre pun, aku lebih memilih untuk tidak menetapkan laguku di genre mana pun," pungkasnya.