Follow Us

Intoleransi Mengancam, Saatnya Generasi Muda Untuk Bertindak!

Dio Firdaus - Kamis, 06 Februari 2020 | 10:21
Ilustrasi kunci melawan intoleransi, membangun toleransi.
(DOK KOMPAS/DIDIE SW)

Ilustrasi kunci melawan intoleransi, membangun toleransi.

Pop Culture, yang kini menjadi bahasa utama generasi muda dalam berekspresi, juga merupakan sebuah kultur yang merayakan keberagaman.

Sebab, kultur populer senantiasa bersifat demokratis, ia merupakan agregasi juga akumulasi nilai-nilai anak muda yang berada pada arus tengah.

Musik sebagai bagian dari kultur populer, tetap menjadi medium paling kuat dalam menyuarakan keberagaman. Berbagai temuan terkini dalam bidang neurosains mendukung hal tersebut, yaitu bahwa musik dapat mengoptimalkan berbagai simpul bagian otak manusia yang berhubungan dengan empati.

Aktivisme pemuda-pemudi abad 21

‘Kids jaman now’ telah kembali menjadi pemuda-pemudi sebagaimana pada era revolusi kemerdekaan.

Di luar dugaan, di tengah terpaan konsumerisme dan konservatisme, generasi muda Indonesia kembali menunjukkan sifat filantropis (meluangkan waktu dan tenaga untuk memikirkan permasalahan kemanusiaan).

Hal tersebut kita saksikan bersama-sama ketika generasi muda Indonesia kembali mengekspresikan aktivisme di ruang publik pada September hingga Oktober 2019 untuk mencabut revisi UU KPK.

Secara sporadis berbagai gerakan filantropis oleh generasi muda juga telah berkembang di berbagai daerah dalam bentuk aksi kreativitas; seperti transformasi kampung warna-warni di Jodipan Malang, hingga penyelamatan hutan melalui festival musik di Rimbang Baling Riau. Generasi muda telah kembali ke akar identitasnya sebagai ‘pemuda-pemudi’.

Mereka tengah meneruskan tongkat estafet imajinasi Indonesia, bahkan mengimajinasikan ulang ke-Indonesia-an kita.

Aktivisme akan menjadi tren baru bagi generasi muda di awal dekade ini. Aktivisme yang berpadu dengan kreativitas dan aktivisme yang lebur dengan musik serta seni pertunjukkan.

Permasalahan intoleransi yang berkembang di tengah masyarakat serta menghantui kebinekaan kita sebenarnya dapat diselesaikan dengan pendekatan terbaik apabila generasi muda diberikan ruang untuk berperan. Salah satunya melalui musik sebagai medium empati yang paling jitu.

Intoleransi nggak tepat dilawan dengan berbagai larangan-larangan baku, maupun indoktrinasi.

Source : Kompas

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest