Inovasi Sedotan Terbaru Ramah Lingkungan yang Terbuat Dari Serai, Begini Cara Bikinnya

Hai-Online.com -Serai kayaknya bahan yang nggak lumrah banget kalau dijadiin sedotan. Kenapa nggak lumrah? Bahan yang biasa digunakan orang sebagai campuran masakan atau minuman itu pastinya bisa mengeluarkan rasa pedas semisal benar-benar dijadikan bahan sedotan.

Tapi bagaimanapun, limbah plastik itu adalah masalah terbesar yang dihadapi bumi kita, terlebih di negara Kamboja, yang limbah plastiknya 10 kali lebih tinggi dari negara Cina dan Eropa. Nggak banget!

Nah solusi terbaik dari mengurangi penggunaan sedotan plastik ya hanya dengan tidak memakainya.

Tapi, ada alternatif yang sangat ramah lingkungan sebagai penggunaan berlanjut dari sedotan. Ada yang bisa dipakai terus-menerus ada juga yang hanya sekali pakai.

Seperti bambu, kertas, logam, silicon, juga sedotan bahan alami (rumput liar, serai, batang papaya). Bahkan ada juga yang dibuat dari beras dan apel.

Baca Juga: Inovasi Baru, Sedotan Ramah Lingkungan yang Terbuat dari Pasta

Nah HAI mau kasih tau kalau ada salah satu restoran di Kamboja yang sudah menggunakan sedotan Serai dari tahun pertama restoran itu berdiri. Restoran itu bernama Changkran Khmer.

Vichekka, pemilik dari restoran itu menanam Serainya sendiri di tamannya, dan membawanya setiap hari ke Restoran jadi bisa digunakan untuk menyajikan Cocktails atau Mocktails.

Cara buatnya kayak gimana sih? Vichekka ngejelasin ini sendiri, seperti.

Pertama, potong beberapa centi bagian atas dan bawah dari Serai. Tangkai serai terbuat dari beberapa lapisan yang bisa dikupas. (Vichekka menggunakan 2 lapisan untuk pembuatan sedotan)

Step terakhir, membersihkannya dengan air bersih yang mengalir, dan diamkan di air selama 30 menit. Bisa juga disimpan di kulkas terlebih dahulu atau juga langsung digunakan.

Jadi gitu lho caranya mengurangi penggunaan plastik dengan cara yang mudah, Nih contoh saat bisa digunakannya.

Gimana kalian mau coba buat nggak sedotannya?

(*)

Source:https://changkrankhmer.com/blog/lemongrass-straw-say-no-plastic-cambodia/

Penulis: Syaharani Putri Allya