Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengintip Kehidupan Warga Sangihe: Punya Internet untuk Ngerjain PR Sekolah dan Jualan Parang Online

Al Sobry - Rabu, 15 Januari 2020 | 14:20
Kepala Desa Lenganeng, Hesky O. Sasundu sedang memperlihatkan jenis Parang adat Suku sangihe atau yang terkenal dengan nama Peda Sanger.
Josua Marunduh/National Geographic Indonesia

Kepala Desa Lenganeng, Hesky O. Sasundu sedang memperlihatkan jenis Parang adat Suku sangihe atau yang terkenal dengan nama Peda Sanger.

Kami berbincang dengan Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sangihe Kepulauan, Ellenita, E Kapal, di kantornya. Dia menceritakan kepada kami terkait kondisi jaringan telekomunikasi di Sangihe, termasuk Pulau Marore yang berada di sisi utara Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pulau ini berada lebih dekat dengan Filipina.

Dari peta yang terpampang di dinding kantor Ellenita, ada titik-titik dalam peta yang menunjukkan daerah-daerah yang telah terkoneksi jaringan internet seperti di Kecamatan Kandahe, Tahuna Barat, Tahuna, Tahuna Timur, dan Tabukan Utara.

Peta itu juga memberikan informasi kawasan mana saja yang masih mengalami kesulitan sinyal seperti di Kecamatan Kendahe, Kecamatan Tabukan Selatan Selatan, Tabukan Selatan Tengah, Tabukan Selatan Tenggara, Kecamatan Manganitu Selatan dan beberapa daerah lainnya.

Heriman, 42, seorang pengepul ikan tangkapan nelayan mengakses internet menggunakan gawai di Teluk Baruk, Sepempang, Natuna, Selasa, 8 Oktober 2019. Akses internet dimanfaatkan Heriman untuk bertukarkabar dengan nelayan di Sangihe, Sulawesi Utara. Selain itu, teknologi komunikasi juga dia gunakan u

Heriman, 42, seorang pengepul ikan tangkapan nelayan mengakses internet menggunakan gawai di Teluk Baruk, Sepempang, Natuna, Selasa, 8 Oktober 2019. Akses internet dimanfaatkan Heriman untuk bertukarkabar dengan nelayan di Sangihe, Sulawesi Utara. Selain itu, teknologi komunikasi juga dia gunakan u

Ellenita juga membenarkan bahwa beberapa wilayah di Kepulauan Kabupaten Sangihe masih ada yang belum ada sama sekali memiliki jaringan internet. Duh!

“Memang sebelum masuk Palapa Ring, benar-benar belum memiliki jaringan,” kata Ellenita menjelaskan kondisi sebenarnya pada November tahun lalu.

“Harapan kami ke depan bahwa dengan adanya Palapa Ring ini akan bisa menjawab kebutuhan di beberapa wilayah.” jelasnya.

Dia pun menunjukkan wilayah yang ada di peta, yang betul-betul tidak memiliki jaringan dan betul-betul blank spot. Menurut Ellenita, sejumlah puskesmas dan sekolah juga sudah mendapat fasilitas jaringan wifi, bahkan mendapatkan pelebaran bandwith.

Baca Juga: Ngeri! Saking Parahnya, Asap Kebakaran Hutan di Australia Bisa Jangkau Seluruh Penjuru Bumi

Internet Sekolah di Sangihe?

Untuk beberapa sekolah yang disebutkan Ellenita, setidaknya internet dan kecepatan di sekolah ini cukup membantu proses pembelajaran warga didik di sekitar, bahkan untuk fasilitas ini pemerintah akan terus mengupayakan internet menjadi kebih cepat dan baik lagi pelayanannya.

Sebut saja kecepatan internet di SMPN 1 Tatoareng dari 1 Mbps menjadi 2 Mbps, SMPN 1 Tahuna dari 2 Mbps menjadi 3 Mbps, begitu juga dengan Mts Muhammadiyah Petta dari 2 Mbps menjadi 3 Mbps, dan SMKN 1 Tahuna 2 Mbps menjadi 3 Mbps.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x