Baca Juga: Ini Dia Alasan Ilmiah Kenapa Kita Bisa Kecanduan Menjelajah Internet
“Dulu saya jualan pisau menyeberang pakai kapal dan jalan kaki keliling pulau menjual parang,” kata Yusmani. Bahkan, kalau kita pergi menjual parang sampai satu bulan lamanya.”
Ia menceritakan, dirinya mulai bisa membuat pisau sejak kecil. Orangtua dan kakeknya pun dahulu adalah pembuat parang. Ia berharap dengan adanya jaringan telekomunikasi yang lebih baik supaya memudahkan dirinya untuk memasarkan parang bikinannya.
“Kadang, pagi jaringan ada, tapi sore sudah hilang lagi,” kata Yusmani. “Semoga dengan adanya jaringan telepon dan internet bisa dipertahankan dan ditambah, agar memudahkan kita untuk memasarkan parang, baik lewat Facebook atau Whatshap.”
Masyarakat dan pemuda Lenganeng lebih memilih profesi sebagai pandai besi daripada menjadi buruh bangunan. Alasannya, penghasilan dari membuat parang lebih menjanjikan dibandingkan menjadi buruh.
Hesky O Sasundu mengatakan kepada kami bahwa dahulu orang yang mencari parang memesan kepada orang yang akan ke Sangihe, atau datang langsung ke Lenganeng.
“Saat ada jaringan telepon, dulu pembeli itu langsung menelpon, pas ada jaringan internet kita mulai menjual lewat Facebook, jenis-jenis pisau dan parang hingga alat pertukangan kita tinggal upload di Facebook. Semoga dengan adanya jaringan internet bisa lebih bagus lagi, karena pembeli selain Ternate, Papua juga sampai ke Jawa,” ungkapnya. (Yusuf Wahil)