Follow Us

Mengintip Kehidupan Warga Sangihe: Punya Internet untuk Ngerjain PR Sekolah dan Jualan Parang Online

Al Sobry - Rabu, 15 Januari 2020 | 14:20
Kepala Desa Lenganeng, Hesky O. Sasundu sedang memperlihatkan jenis Parang adat Suku sangihe atau yang terkenal dengan nama Peda Sanger.
Josua Marunduh/National Geographic Indonesia

Kepala Desa Lenganeng, Hesky O. Sasundu sedang memperlihatkan jenis Parang adat Suku sangihe atau yang terkenal dengan nama Peda Sanger.

Jaringan internet di SMKN 1 Tahuna, selain digunakan untuk kebutuhan sekolah dan Penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK, juga menjadi pilihan warga atau anak muda untuk mengakses internet gratis.

Sindi Parasala, salah seorang siswi kelas XII Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK N 1 Tahuna bercerita tentang manfaat jaringan internet di sekolahnya.

“Sangat senang,” kata Sindi. “Dulunya kita ke warnet sekarang bisa main internet di sekolah dan memudahkan mencari tugas dari guru.”

Menurutnya, jaringan koneksi internet telah memudahkan dirinya dalam mengerjakan tugas. Apalagi apabila terdapat tugas dari guru yang harus diselesaikan pada hari itu juga.

Benhar Manoka (47) salah satu pandai besi di Desa Lenganeng, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Benhar bersama dua orang saudaranya rutin memproduksi parang setiapa harinya.

Benhar Manoka (47) salah satu pandai besi di Desa Lenganeng, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Benhar bersama dua orang saudaranya rutin memproduksi parang setiapa harinya.

Pada malam hari, saat kami melintas di sekitar sekolah, kami menyaksikan sejumlah remaja menggunakan fasilitas internet gratis. Mungkin mereka sedang mencari materi untuk menyelesaikan tugas sekolah atau sekadar bermain game online.

Sementara itu untuk lingkup pemerintahan Sangihe, Ellenita mengatakan hanya mendapat jatah 20 Mbps untuk dibagikan kepada seluruh bagian pemerintah kabupaten.

Ada Internet, Jualan Parang Online!

Dari Monumen Malahasa Tahuna, kami beranjak menempuh perjalanan sekitar tujuh kilometer ke arah pegunungan. Kami singgah di Desa Lenganeng. Kampung yang terkenal dengan para pandai besi atau tukang pembuat parang. Hampir 80 persen warganya berprofesi sebagai pengrajin parang.

Kami menjumpai Kapitalaung Lenganeng, Hesky O Sasundu. Kapitalaung adalah sebutan untuk kepala desa dalam bahasa Sangihe. Dia banyak menjelaskan jenis-jenis pisau dan parang.

Ternyata, banyak orang memesan parang di Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang dikelolanya—mulai dari Manado, Bitung, Ternate, Kalimantan, hingga Papua.

Kami juga berjumpa Yusmani Harindah, seorang bapak yang memiliki dua anak. Dia menceritakan kepada kami bagaimana perjuangan dia ketika awal membuat parang, berjalan kaki menjual parang dengan menyeberang pulau dan berjalan kaki.

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest