Follow Us

Dikecam Warga Inggris, Profesor Ini Pertanyakan Nasib Reynhard Sinaga dalam Penjara, Apakah Masih Hidup Atau…?

Al Sobry - Senin, 13 Januari 2020 | 12:01
Profesor Peter Carey bicara tentang Reynhard Sinaga
Kolase Tribunnews.com/Dany Permana dan tangkap layar Daily Mail

Profesor Peter Carey bicara tentang Reynhard Sinaga

HAI-Online.com - Meski telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan dikutuk oleh jutaan warga di seluruh dunia, Reynhard Sinaga justru masih bisa tersenyum.

Itu kalo kita melihat dalam sejumlah dokumentasi foto-foto yang tersebar di media sosialnya, lantas adakah yang memastikan kehidupan Reynhard dalam penjara? apakah ia hidup tenang, atau justeru menderita bahkan dibunuh sesame tahanan?

Nah, seorang sejarawan yang kini tinggal di Indonesia, Profesor Peter Carey malah sangat khawatir dengan nasib Reynhard dalam penjara.

Baca Juga: Bukan Cuma Reynhard Sinaga, Ini 7 Kasus Pemerkosaan Pria Secara Keji dan Sadis!

Sang profesor bahkan berharap bahwa Reynhard mendapatkan perlakuan yang berbeda dari pelaku kejahatan lainnya.

Melansir laman Tribunnews.com, hal itu lantaran, pengalaman dari seorang tahanan yang terlibat kasus seksual akan menghadapi jalan yang penuh 'ranjau'dan 'berbatu' di dalam sistem kepenjaraan di Inggris.

Rekaman CCYV memperlihatkan ketika Reynhard Sinaga meninggalkan apartemennya untuk memburu korban. Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup dalam kasus pemerkosaan terbesar dalam sejarah Inggris, dengan korbannya adalah pria.
GREATER MANCHESTER POLICE via BBC

Rekaman CCYV memperlihatkan ketika Reynhard Sinaga meninggalkan apartemennya untuk memburu korban. Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup dalam kasus pemerkosaan terbesar dalam sejarah Inggris, dengan korbannya adalah pria.

"Sebab ada banyak orang yang akan memilih mereka (narapidana kasus kekerasan seksual) untuk dihantam, dipojokan atau di-bully. Tidak mudah," kata Peter Carey di kediamannya pada Sabtu (11/1/2020).

"Jadi, mungkin Reynhard harus ada perlindungan, harus ada sistem di mana dia di salah satu bagian dari kepenjaraan yang memastikan bahwa dia tidak dibunuh dalam penjara," imbuhnya.

Dalam kasus Reynhard, Peter mengungkapkan satu unsur penting yang perlu diperhatikan, yakni psikopat yang dimiliki oleh sang predator.

Bahkan, lantaran psikopat, Reynhard menjadi musuh bagi dirinya sendiri hingga berani memfilmkan aksi pemerkosaannya.

Baca Juga: Siswi SMP di Solo Dikeluarkan karena Beri Ucapan Ulang Tahun ke Teman Cowok, Sekolah Beri Penjelasan!

"Jadi dia mendakwa diri sendiri dengan sistem psikopat dia, kalau dia bukan seorang psikopat mungkin dia akan destroy the evidence," kata Peter Carey.

Peter juga berpendapat bahwa harus ada seorang psikolog yang terlibat dalam memutuskan lokasi penjara untuk Reynhard.

Lebih lanjut, Peter juga berpendapat bahwa unsur medis harus dipertimbangkan karena mungkin, selama empat kali sidang yang dijalani Reynhard, hal itu tak pernah dibahas.

"Sebenarnya dia santai-santai saja, dia tertawa waktu lihat film, dia sisir rambut yang sudah panjang, dia terlihat santai-santai saja dengan semua hal yang membuat juri, anggota dari pengadilan, saksi, dan hakim merasa mual," katanya.

Baca Juga: Cowok Ini Edit Film Sleeping Beauty Buat Lamar Sang Kekasih di Bioskop

"Jadi ada sesuatu yang betul-betul aneh dengan seorang Reynhard," tandasnya.

Tak hanya soal penjara, Peter juga menanggapi soal sidang Reynhard yang dilakukan tertutup.

Sang profesor mengungkapkan, setidaknya ada tiga alasan sidang Reynhard di pengadilan Manchester digelar sangat tertutup.

Dari penuturan Peter, jika sidang pertama saja sudah pernahdiliput media, maka tak akan ada sidang-sidang selanjutnya yang dinilai sah.

"Sebab orang nantinya sudah dibombardir oleh alasan dan opini di media massa yang akan membentuk bagaimana cara mereka menganggap kasus ini, jadi pertama ada empat proses (empat kali persidangan)," ungkap profesor 71 tahun ini.

Alasan kedua, proses sidang bagi pelaku tindakan kriminal di Inggris selalu melibatkan 12 orang juri.

Ke-12 juri itu akan menilai jalannya persidangan mulai dari keterangan saksi hingga bukti yang dihadirkan.

Juri-juri ini juga berhak untuk memutuskan apakah dalam kasus ini terdakwa salah atau salah tapi ada keringanan, atau yang lainnya.

"Mereka dengan kepala dingin harus melihat evidence dan apa yang sudah disajikan dalam pengadilan.

"Dengan bukti begini mereka akan mengambil kesimpulan. Karena mereka juga pada akhirnya sudah mendengar saksi dari terdakwa, pengacara, saksi spesial dan khusus yang dipanggil, dan juga ringkasan dan kesimpulan dari hakim sendiri, mereka akan ambil salah satu mufakat," ungkap Peter Carey.

Baca Juga: Mau Bikin Konser Lagi di Indonesia, Alicia Keys: Kalian Semua Gokil!

Di Inggris, harus ada mayoritas suara yang jelas mengenai vonis yang dijatuhkan bagi terdakwa. Maka, setiap pimpinan juri akan melaporkan kepada hakim bahwa mereka satu pendapat dalam sidang.

Dan alasan ketiga, korban Reynhard diperkirakan mencapai 190 orang, sehingga privasi para korban menjadi prioritas pengadilan Inggris.

"Kami di Inggris tidak akan melakukan pelecehan dua kali. Pelecehan awal adalah di tangan Reynhard sendiri, pelecehan kedua adalah di media massa sebab mereka, korban, mungkin akan dicap senang mabuk atau orang yang punya kenderungan sexual preferences seperti ini," terangnya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest