Populer di Amerika Serikat, Santa Claus sebenarnya juga terinspirasi dari sosok seorang yang dermawan dan suka berbagi.
Berbagai sumber menyebut cerita soal Santa Claus yang populer di AS juga dipengaruhi kisah serupa di Belanda karena merujuk pada sejarah Kota New York yang dibangun serta dikuasai negara Eropa Barat tersebut pada Abad ke-17 silam.
Namun, gambaran Sinterklas Amerika Serikat nggak seperti Belanda, di mana dia digambarkan sebagai seorang kakek yang berasal dari kutub utara dengan perawakan gemuk, berambut dan berjanggut putih, memakai mantel tebal maupun topi dingin, serta membawa kantong hadiah.
Baca Juga: Potret Indah Toleransi, Anak Muda Lintas Agama Saling Bantu Amankan Misa Natal di Timika
Branding Santa Claus ini semakin melekat di AS berkat kampanye besar perusahaan minuman soda Coca Cola pada 1931 setelah tokoh Santa dengan baju musim dingin merah-putih untuk mempromosikan produknya.
Berbeda dengan Sinterklas yang menggunakan kuda putih untuk bepergian, kendaraan Santa Claus adalah kereta salju yang ditarik oleh sembilan rusa kutub.
Meski begitu, Santa tetap digambarkan sebagai orang yang suka memberikan hadiah kepada anak-anak pada malam Natal yakni 24 Desember.
Kalau kalian sendiri gimana, selama ini mengira Santa Claus dan Sinterklas sebagai sosok yang sama juga nggak sih? (*)